We Found Love [Chapter 1]

image

Author : Mylovevil
Tittle : We Found Love
Category : NC-17, romance, Chapter
Cast : Cho Kyuhyun, Park Jae In
Disclaimer : Berhubung pada milih ff We Found Love akhirnya aku usahain buat nulis ff ini.. sebenernya ini ff udah berjamur di laptop dari pertengahan tahun kemarin, tapi belum di lanjut, baru sekarang aku aktif nulis ff ini lagi haha. Walaupun ceritanya mainstream, pada suka ya Kyuhyun yg bossy, otoriter, tukang suruh gak boleh omongannya itu di bantah, sama haha. Kayaknya ini cerita full romance deh, aku juga belum tau kedepannya gimana isi cerita ff ini. Soalnya aku cuman dapet ide di awal part aja, jadi jangan kecewa ya kalau ceritanya gak sesuai sama harapan kalian wkwk. Udah ah silakan dibaca ^^

Sorry for Typo and Happy Reading guys..

==oOo==

CHAPTER 1

Matahari menampakkan sinarnya begitu indah. Seorang gadis cantik berusia 24 tahun terlihat sibuk dengan riasan rambutnya, membuatnya bergelombang dan terlihat berkilau.Park Jae In, nama gadis itu. Ia mengolesi lipstik berwarna peach, senada dengan gaun selutut yang digunakanya. Hari ini ayahnya resmi mengenalkan dirinya sebagai CEO perusahaan. Ayahnya telah mendirikan beberapa perusahaan di bidang perkebunan dan perhotelan. Perusahaan milik keluarganya sudah lumayan terkenal, padahal ayahnya baru mendirikan perusahaan itu sekitar 5 tahun yang lalu. Saat ini ada rapat penting dengan para pemegang saham tertinggi. Jae In selalu berdoa semoga saja perusahaannya berjalan lancar jika dirinya lah yang mengendalikannya.

Jae In sudah siap dengan mobil Audi berwarna putih yang akan membawa dirinya menuju perusahaannya, Park Corporation. Selama perjalanan ia selalu bersenandung pelan, berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Berkali-kali pula ia menghela napasnya sambil menormalkan detak jantungnya. Sesampainya disana, Jae In dibuat takjub melihat bangunan tinggi di depannya sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada stir mobil. Dia sangat jarang sekali datang ke kantor ayahnya karena dirinya tidak tertarik sama sekali dengan dunia bisnis. Dan dengan tegasnya ayahnya itu mengatakan agar dirinya mengurus sebuah perusahaan. Itu semua tidak pernah terpikirkan oleh kepala cantik Jae In. Cita-citanya yang ingin menjadi seorang penulis terkenal harus ia buang jauh-jauh karena ayahnya menentang cita-citanya. Ibunya hanya bisa berdiam diri, melihat anaknya di atur oleh suaminya. Yah, sejak dahulu ibunya memang selalu seperti itu, selalu mengikuti kata-kata suaminya dan tak pernah membantah.

Tetapi Jae In tidak ingin seperti ibunya yang selalu menuruti perkataan ayahnya yang keras kepala. Dan dengan seenak jidatnya ayahnya itu mengancam dirinya. Tidak diperbolehkan keluar rumah dan semua barang-barang mewahnya disita jika dirinya tidak ingin menjadi CEO di perusahaan. Well, tentu saja ia tidak mau. Jika saja bukan karena bujukan sang ibu, mungkin Jae In tidak berada di dalam mobil yang akan membawanya ke perusahaan.

Entah apa yang dilakukan ayahnya terhadap perusahaannya itu sehingga bisa berkembang begitu pesat. Jelas-jelas jiwa pebisnis ayahnya sangat unggul, Jae In tidak terlalu mengerti tentang itu semua. Bahkan pelajaran yang diberikan khusus oleh ayahnya selama 2 tahun ini hanya sia-sia. Dia tidak benar-benar menyimak ajaran yang diberikan ayahnya. Matanya memang memperhatikan ayahnya tetapi tidak dengan pikirannya ck_

Dengan anggunnya Jae In turun dari mobil Audi miliknya, dua orang bodyguard menghampirinya lalu membungkuk hormat. Tangan Jae In terulur memberikan kunci mobilnya lalu pergi dari hadapan sang bodyguard. Suara hentakan high heelsnya dengan lantai marmer dibawahnya membuat seluruh karyawan disana membungkuk hormat karena melihat sang putri datang. Mereka dibuat heran karenanya. Ini kedua kali Jae In menginjakkan kakinya disana. Pertama kali ia datang karena ibunya, ibunya menyuruh dirinya mengantarkan makan siang ayahnya. Kebetulan ibunya sedang sakit dan dengan terpaksa Jae In harus mengantarkan makan siang ayahnya.

Jae In sampai di sebuah ruangan ayahnya. Seorang perempuan membungkuk hormat padanya lalu membukakan pintu ruang kerja Tuan Park. Jae In tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya ke dalam ruangan. Ia melihat ayahnya yang sibuk bercakap-cakap di telepon-nya. Jae In berdiri di depan meja ayahnya sambil meletakkan kedua tangannya di depan dada.

“Baik, saya akan memantau langsung pembangunan hotel disana, lusa.”

“….”

“Ya Mr. Marcus.”

Tatapan ayahnya teralihkan dari komputer di depannya. Ponselnya ia letakkan kembali di atas meja. Beliau menghela napasnya pela lalu tersenyum hangat.

“Kau datang juga.”

Jae In mendengus kesal lalu memutar bola matanya jengah. “Aku tidak bisa membiarkan eomma sedih karena tidak menuruti perintahnya.”

Tuan Park beranjak dari duduknya lalu merangkul bahu putrinya, membawanya keluar dari ruangan. “Kau lebih menyayangi ibumu dari pada ayahmu.” gumam Tuan Park. Tentu saja Jae In lebih memilih ibunya. Ibunya yang sudah melahirkannya dan merawatnya hingga sebesar ini.

Jae In berdiri di belakang ayahnya. Saat ini mereka sudah sampai di ruangan rapat. Jantung Jae In berdetak lebih cepat dari biasanya. Rasa gugup kembali menyergap dirinya. Mulai hari ini dirinya resmi menjadi seorang CEO..

Jae In mengangakan mulutnya saat melihat ruangan rapat milik ayahnya. Interior ruangan itu terlihat mewah. Astaga dari mana ayahnya mendapatkan ini semua??

Jae In mengikuti ayahnya dengan duduk dikursi sampingnya. Ia tersenyum tipis saat melihat pandangan orang-orang disana menatapnya. Matanya terpaku pada seorang pria yang duduk di ujung meja, tatapannya menatap dirinya tajam dengan sebelah tangan yang memainkan dagunya. Pria itu sangat tampan dengan setelan jas mahalnya. Rambutnya ditata rapih sehingga menampilkan jidatnya. Penampilannya sungguh mempesona dan terasa panas. Dirinya sangat ingin memainkan rambut pria itu dengan kedua tangannya. Astaga, pikirannya sudah berkelana terlalu jauh.

“Ini Park Jae In yang akan menggantikanku.”

Suara ayahnya membuat Jae In tersadar dari pikirannya. Ia menundukkan wajahnya sedikit lalu berdiri dari duduknya.

“Gamsahamnida Sajangnim. Annyeong haseyo Park Jae In imnida. Saya yang akan menggantikan Tuan Park sebagai pemilik perusahaan ini, mohon kerja samanya.”  Ujarnya sopan.

“Berapa umurmu?”

Jae In mengangkat sebelah alisnya saat mendengar suara tajam pria itu. “Emm… 24 tahun.” Gumamnya kikuk.

Pria itu menegakkan duduknya dengan kedua tangan yang ditautkan. “Lulusan?”

“Sastra Inggris, di Princeton University.”

Kyuhyun menganggukkan kepalanya pelan. Lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Hei, Jae In baru menyadari jika kursi yang digunakan pria itu berbeda dari yang lainnya. Kursi itu terlihat istimewa dari orang-orang di sampingnya. sebenarnya siapa pria itu?

“Mr. Park.”

“yes Sir.”

“Kau tidak perlu datang ke pembangunan hotel itu bersamaku. Aku ingin Park Jae In-ssi yang menemaniku.” Ujarnya tak terbantahkan lalu beranjak dari duduknya, meninggalkan ruang rapat.

Jae In mendesis kesal, lalu menatap ayahnya meminta penjelasan. Tuan Park mengedikkan bahunya sambil menggelengkan kepalanya. “Siapa dia, Appa? Kenapa dia berlaku seenaknya begitu saja?” tanya Jae In setelah para kolega ayahnya keluar dari ruang rapat.

“Namanya Cho Kyuhyun atau biasa dipanggil Marcus Cho, dia pemegang saham terbesar di perusahaan ini. Kau tahu kan kenapa perusahaan ini lumayan terkenal? itu semua karena dirinya. Dia yang membantu Appa mengembangkan perusahaan ini.”

Jae In memejamkan matanya sebentar lalu menghempaskan badannya di kursinya. Dirinya benar-benar heran dengan situasi sekarang. Pria itu bilang ayahnya tidak perlu datang ke pembangunan hotel lalu menyuruhnya? Tidak! memaksa lebih tepatnya. Ya memaksa Jae In untuk menemaninya memantau pembangunan hotel yang entah dimana tempatnya. Pertama kalinya Jae In menginjakkan kaki diruang rapat ini, langsung mendapatkan sambutan yang tak mengenakkan bagi dirinya. Bagaimana jika dirinya yang memimpin perusahaan ini kedepannya? Masalah apa lagi yang akan dihadapi Jae In? selain pria misterius itu.

***

Jae In mengamati penampilan dirinya di depan cermin besar dihadapannya. Sebuah gaun hitam membungkus tubuhnya begitu indah. Bagian atasnya sedikit menampilkan belahan dadanya, dan punggungnya sedikit terekspor. Gaun diatas lutut sekitar sepuluh sentimeter itu memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih. Rambutnya yang berwarna kecoklatan dan bergelombang, Jae In biarkan tergerai.

Malam ini, ia akan menemui kekasihnya di sebuah club ternama di Seoul. Yah untuk merayakan hari jadinya yang ke 100 hari. Ini entah keberapa kalinya Jae In menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-laki. Biasanya Jae In selalui memutuskan hubungan mereka jika sudah merasa bosan. Waktu paling lama bagi Jae In memiliki kekasih sekitar 5 bulan. Yah Jae In belum memiliki sebuah alasan untuk memutuskan hubungannya dengan laki-laki ini. Sebenarnya Jae In merasa jengah dengan kekasihnya sekarang ini. Bagaimana tidak, pria yang akan ia kencani ini bukan tipe laki-laki yang akan membuat para wanita di luar sana tergila-gila. Kim Jong Hyun, tipe laki-laki cupu yang sangat membosankan bagi Jae In, terlalu gila kerja dan membosankan. Oh satu lagi terlalu pendiam, dan selalu bergantung pada kedua orang tuanya. Suka merengek seperti anak berumur 5 tahun, jelas-jelas umurnya sudah tua cih.

Andai saja ayahnya tidak mengetahui dan merestui hubungannya dengan Kim Jong Hyun, Jae In pasti sudah mendepak jauh-jauh pria cupu itu.

Tangannya menyambar tas tangan berwarna hitam yang ia letakkan asal di atas ranjang dan sebuah coat berwarna merah. Jae In sengaja membuat janji temu di sebuah club, karena ingin melihat bagaimana reaksi kekasihnya itu setelah melihat para wanita berlalu lalang di depannya dengan pakaian super mini dan lipstick merah menyala.

Jae In keluar dari apartement-nya menuju basement. Setelah menemukan keberadaan mobilnya, Jae In membuang asal tas tangannya di kursi samping pengemudi. Kemudian segera masuk di kursinya, menyalakan mesin mobilnya dan mulai berjalan dengan kecepatan sedang.

Jong Hyun mungkin sudah sampai disana, karena ponselnya sudah beberapa kali berdering dan Jae In  tidak berniat untuk mengangkat panggilan itu. Ia bisa mencari alasan yang sedikit masuk akal untuk di sampaikan ke Jong Hyun, oh dan sedikit kecupan, mungkin.

Sesampainya di club elit itu. Jae In keluar dan langsung menjadi pusat perhatian para pengunjung disana. Terlebih lagi para pengunjung pria. Jae In berjalan dengan anggun melewati kedua penjaga berbadan kekar. Ia sudah sering pergi ke tempat ini sekedar untuk minum atau pun bermain-main sedikit dengan para pria.

Kepalanya menoleh kesana-kemari, mencari keberadaan pria itu. Dan sebelah sudut bibirnya terangkat keatas melihat Jong Hyun duduk dengan tatapan ketakutan karena ada dua orang wanita duduk dikedua sisinya. Jae In mengeluarkan ponselnya, mengambil foto kekasihnya itu. Ia tertawa riang mendapatkan posisi yang pas. Salah satu wanita itu mengecup pipi Jong Hyun.

Hingga tanpa sadar ada seorang pria misterius tertawa renyah di samping telinganya. Jae In segera menjauhkan tubuhnya dari pria itu, membalikan badannya lalu tersenyum menggoda. Berbanding terbalik dengan jantungnya yang terasa berdebar.

“Hai Mr. Cho.” Sapanya.

Kyuhyun menoleh kebelakang tubuh Jae In dengan sebelah alis yang terangkat dan tatapan dingin. “Kekasihmu?”

Jae In segera menarik lengan pria itu menjauh dari sana. Membawa Kyuhyun menuju meja bar. Sesekali gadis itu menoleh kebelakang, memastikan Jong Hyun tidak melihatnya. Mata bulatnya langsung menatap mata cokelat Kyuhyun yang menatapnya intens dengan jari-jari tangan pria itu yang memainkan dagunya.

Sial! Jae In mengalihkan matanya dari Kyuhyun. Sungguh pria di sampingnya ini berhasil menggodanya hanya dengan permainan jari-jari lentik pria itu di sekitar dagu.

“Satu botol wine.” Ujar Jae In setelah berhasil menghilangkan seluruh pikiran liarnya tentang Kyuhyun.

“Kau tidak sendirian disini?”

“Kau pikir untuk siapa aku memesan wine, tentu saja untukmu.” Sinis Jae In membuat Kyuhyun diam-diam tersenyum miring.

“Kau berniat membuatku mabuk, lalu membawaku ke kamar hotel untuk memeras uangku?”

Jae In mendelikan matanya. Kyuhyun pikir dirinya serendah itu!

“Apa kau ingin menjadi kekasih bulananku?” Goda Jae In sambil mengerlingkan sebelah matanya.

Gadis itu beranjak dari duduknya dan mulai meletakkan bokongnya di atas paha Kyuhyun. “Aku punya beberapa syarat untuk pria yang ingin menjadikanku kekasihnya..”

Jari-jari lentik Jae In mulai bergerilya di kancing kemeja Kyuhyun. Pria itu masih mengenakan pakaian kerja yang tadi Jae In lihat, bedanya dasi pria itu telah dilepas. Dan Jae In pikir, Kyuhyun adalah pekerja keras.

“Mereka harus kaya, tampan, tinggi. Dan kau memenuhi kriteria itu. Jadi aku tidak keberatan jika kau ingin menjadikanku kekasihmu.”

Kyuhyun menelan ludahnya susah payah. Sungguh gadis di atas pangkuannya ini terlihat berbeda dari terakhir kali yang Kyuhyun lihat. Jae In yang sekarang Kyuhyun lihat lebih berbahaya dari yang ia duga.

“Pesananmu nona.”

Jae In menoleh lalu mengangguk. Matanya kembali menatap mata Kyuhyun yang terdiam kaku dengan tangan yang terkepal di kedua sisi tubuhnya. Tangan mungil Jae In mengusap rahang tegas Kyuhyun, memajukan wajahnya, bibirnya yang di polesi lipstick berwarna merah mulai menyapu bibir Kyuhyun yang sedikit terbuka.

Bibirnya hanya menyentuh ringan bibir Kyuhyun. Tapi berhasil membuat gairah Kyuhyun naik secepat kilat. Celana pria itu mulai terasa ketat dan sakit yang tak tertahankan di sekitar pangkal pahanya.

Kyuhyun mengalihkan tatapannya dari malaikat penggoda di hadapannya ini. Tidak biasanya Kyuhyub merasakan gairah yang tak tertahankan seperti sekarang hanya karena ciuman ringan itu. Biasanya, para wanita di luar sana harus bersusah payah membuatnya bergairah.

Tangannya menuang isi botol wine kedalam gelas. Kemudian menyambar gelas itu kasar. “Minum!” Perintah Kyuhyun tak terbantahkan.

Jae In sedikit memundurkan punggungnya saat tangan Kyuhyun menyodorkan gelas minuman itu di depan wajahnya. Demi tuhan, minuman beralkohol adalah kelemahannya. Hanya sekali tegukan biasanya Jae In akan langsung mabuk tak tertahankan.

“Tidak, kau saja.” Ringis Jae In. Baru saja sebelah kakinya berhasil menyentuh lantai, lengan Kyuhyun telah lebih dulu memeluk pinggangnya.

Jae In mengernyitkan dahinya marah. Namun mata Kyuhyun terus-terusan menghujatnya dengan tatapan mengintimidasi. Jae In tertawa renyah, memukul bahu Kyuhyun pelan.

“Bercandamu tidak lucu. Lepaskan aku..”

Kyuhyun mengabaikan perkataan Jae In. Bibirnya segera menyambar gelas itu, meneguk sedikit cairan berwarna merah itu lalu memajukan wajahnya. Matanya menatap bibir merah Jae In, bergantian ke mata gadis itu yang terlihat panik.

Dengan cepat, Kyuhyun menempelkan bibirnya diatas bibir Jae In. Gadis itu terkejut, sebelah tangannya mendorong bahu Kyuhyun. Tapi percuma saja karena Kyuhyun malah semakin memeluk pinggang Jae In, bahkan sebelah tangannya menarik tengkuk gadis itu.

Sesekali menggigit bibir bawah Jae In agar gadis itu mau membuka mulutnya. Kyuhyun yang geram karena Jae In belum juga membuka mulutnya langsung melakukan usapan halus di paha gadis itu yang sedikit terbuka.

Lenguhan halus yang keluar dari mulut Jae In membuat Kyuhyun berhasil mengeksplorasi bibir Jae In lebih dalam. Lidahnya mulai mengecap seluruh rasa bibir Jae In. Orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya nampak tak peduli, karena pemandang seperti itu sudah biasa mereka lihat, bahkan jauh lebih intim dari yang Kyuhyun lakukan pada Jae In sekarang.

Jae In memejamkan matanya erat. Selama ia menjalin hubungan dengan beberapa pria, ciuman ini jauh lebih mendebarkan dari sebelumnya. Bahkan Kyuhyun tidak memiliki hubungan apa pun dengannya, selain seorang rekan kerja. Astaga apa yang kau lakukan sekarang salah besar, Park Jae In!!

Jae In berhasil mendorong bahu Kyuhyun. Tatapannya terlihat linglung dan tidak tahu harus melakukan apa. Jae In turun dari pangkuan Kyuhyu, kembali duduk di kursinya. Tangannya langsung menyambar gelas yang tadi diminum Kyuhyun. Meminum isinya sekali tegukkan. Beruntung ia tidak langsung mabuk. Mungkin pikirannya yang tak menentu membut rasa mabuk itu menghilang.

Kyuhyun tertawa pelan, sebelah tangannya mengusap sudut bibir gadis itu dengan lembut. Membuat Jae In lagi-lagi terpaku di tempatnya.

Ingatan ciuman tadi kembali memenuhi kepala cantiknya. Bagaimana bibir sensual pria itu mengecup bibirnya, memainkan rongga mulutnya. Sialan hentikan pikiran mesummu, Park Jae In!

“Pulanglah, aku tidak mau tahu kalau besok kau bangun kesiangan.”

Jae In menatap Kyuhyun tak terima. Hei, pria itu tidak berhak menyuruhnya. Dan Jae In juga tidak akan menuruti pria itu. Tidak akan! Oh bukankah dia pergi kesini ingin menyelesaikan sesuatu.

Jae In melompat turun dari kursi bar dengan cepat. Kyuhyun memprotes kesal, takut gadis itu tiba-tiba terjatuh karena high heels tinggi yang dikenakan gadis itu. Jae In begitu cepat melesat pergi meninggalkannya. Mungkin gadis itu pergi menghampiri kekasihnya yang Kyuhyun yakini jika dalam waktu dekat Jae In pasti memutus hubungan mereka secara sepihak. Kyuhyun jelas tahu sepak terjang gadis itu. Ia memiliki banyak koneksi di luar sana.

Jae In mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Jong Hyun sudah tidak ada di tempatnya. Kemana perginya pria itu?

“Permisi, apa kau tahu keberadaan laki-laki yang tadi duduk disana?” Tanya Jae In, menghentikan seorang pelayan wanita berpakaian minim yang berjalan melewatinya.

“Dia baru saja memesan minuman, di kamar hotel nomor 05.”

“Ah terima kasih.” Jae In tersenyum manis pada wanita itu. Sekarang ini hatinya sedang berbunga-bunga, pikirannya menduga-duga kejadian apa nantinya yang akan ia buat. Oke, sekarang waktunya untuk mengeluarkan seluruh kemampuan aktingmu, Park jae In. Semangat!!

Kaki jenjangnya berjalan pelan menuju kamar yang dimaksud wanita tadi. Hingga akhirnya Jae In sampai di depan pintu kamar itu. Sambil menghela nafasnya, Jae In memutar knop pintu berwarna keemasan itu, lalu membukanya. Well, apa yang ia pikirkan benar terjadi. Jong Hyun sibuk bercumbu dengan seorang wanita diatas pangkuannya dan hampir telanjang.

Ternyata Jong Hyun sama saja dengan laki-laki di luar sana, terlalu mudah di goda oleh kaum hawa. Yah, walaupun Jae In memaklumi gairah seorang laki-laki yang selalu meledak.

Jae In menyandarkan punggungnya pada kusen pintu dengan kedua tangan yang di letakkan di depan dadanya, “Kau Pengkhianat, Kim Hong Hyun-ssi!” Suara datar Jae In berhasil menghentikan kegiatan Jong Hyun.

Pria itu mengangakan mulutnya melihat kedatangan Jae In yang tak ia duga. Pria itu langsung melempar tubuh pelacur itu ke atas ranjang dan mulai membenahi kancing kemejanya yang terlepas dan juga resleting celananya. Jae In mengalihkan tatapannya, baginya melihat pemandangan di depannya terasa menjijikan. “Kurasa hubungan kita sudah berakhir.”

Setelah mengatakan itu, Jae In melangkahkan kakinya lebar-lebar, keluar sesegera mungkin dari tempat maksiat itu.

Jae In membuka pintu mobilnya kasar. Tubuhnya hampir saja terjungkal kebelakang melihat keberadaan Kyuhyun di kursi mobilnya. Beruntung tangan besar Kyuhyun berhasil menarik tangannya, yang sialnya dagunya terbentur atap mobil.

Kyuhyun langsung keluar, sedikit mendorong Jae In. Mendongakkan wajah gadis itu yang terlihat memerah. Kyuhyun mengusap dagunya lembut, dan Jae In mulai menangis. Kyuhyun langsung memeluk gadis itu, menguburnya di dalam dada bidangnya. Kyuhyun terkekeh pelan, lagi-lagi ia menemukan tingkah aneh gadis di pelukannya. Jae In menangis hanya karena dagunya yang tebentur atas mobil.

Di kejauhan Jong Hyun menyaksikan Jae In yang di peluk oleh laki-laki lain. Pria itu menyesal telah membiarkan pelacur-pelacur itu menggerayangi tubuhnya hingga ia sendiri kehilangan kendali. Dengan berat hati, ia melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Kisah cintanya pada gadis cantik seperti Jae In benar-benar sudah berakhir, jadi apa lagi yang ia harapkan. Bahkan di depan mata kepalanya sendiri Jae In sudah memiliki pengganti dirinya.

“Ini sakit, Cho Kyuhyun bodoh!” pekik Jae In kesal.

Kyuhyun menarik kepala gadis itu, lalu mengecup dagunya yang terlihat memerah. Kedua ibu jarinya menghapus air mata yang meluncur di kedua pipi Jae In.

“Kau menangis bukan karena laki-laki itu kan?”

“Tentu saja tidak, sialan! Kau tidak lihat daguku rasanya mau patah karena ulahmu!” Umpat Jae In yang malah membuat Kyuhyun tertawa, bukan marah.

“Aku hanya ingin menolongmu.”

Jae In mendelikkan matanya, sedikit mendorong tubuh Kyuhyun yang lebih besar dari tubuh rampingnya. Pria itu tak bergeser sama sekali, malah menutupi jalannya. Jae In mendelikkan matanya, menatap Kyuhyun marah. Tapi pria itu hanya meletakkan kedua tangannya di depan dada dengan tatapan tajam, dan tak ada senyum sama sekali.

“Kyuhyun-ssi, kumohon menyingkir …”

Jae In terkejut mendapati sapuan halus di bibirnya. Pria itu menundukkan kepalanya sedikit dengan jari telunjuk yang mendongakkan wajah Jae In, membuatnya tak perlu bersusah payah menunduk terlalu rendah yang malah menyebabkan lehernya sakit.

Jae In mengerjapkan matanya saat bibir pria itu sedikit melumat bibirnya penuh kelembutan, berbeda dari ciuman mereka beberapa menit yang lalu. Sungguh, Jae In memang sering melakukan ciuman seperti sekarang, tapi baru kali ini Jae In terdiam dengan bodohnya, tidak tahu harus melakukan apa.

“Kau menciumku lagi?” Desis Jae In di tengah-tengah deru nafasnya yang memburu dan setelah berhasil mengumpulkan akal sehatnya.

Mata Kyuhyun nampak nyalang menatap matanya. Bola mata pria itu turun menatap leher dan berakhir di kedua dadanya. Jae In hampir saja menampar wajah tampan Kyuhyun jika pria itu tak mengeluarkan suara yang membuatnya terdiam.

“Kau sangat cantik. Tapi, bisakah kau menutupi kecantikanmu itu dari pria-pria hidung belang?”

“Apa maksudmu?” Tanya Jae In ragu. Kyuhyun tersenyum miring.

“Siapa yang mengajarimu menggunakan pakaian seperti ini?”

“Tidak ada.” Jawab Jae In jujur. Kyuhyun menghela nafasnya pelan lalu mendorong bahu gadis itu agar masuk ke dalam mobil. Kemudian Kyuhyun menundukkan tubuhnya, menatap Jae In penuh peringatan.

“Aku akan mengirim baju-baju yang cocok untukmu. Kau akan menerimanya besok pagi.” Ujar Kyuhyun yang langsung menutup pintu mobil Jae In. Sebelum gadis itu mengeluarkan protesnya, Kyuhyun telah lebih dulu pergi menjauh menuju mobilnya sendiri.

“Untuk apa kau mengirim baju ke rumahku? Aku tidak semiskin itu, Cho Kyuhyun! Yakk….” Jae In berteriak marah melihat mobil Kyuhyun melesat melewatinya. Emosinya semakin memuncak saja setelah melihat seringaian khas seorang Cho Kyuhyun. Bahkan Jae In mengabaikan orang-orang disekitarnya yang berlalu lalang melewatinya.

***

Jae In menatap gusar puluhan tumpukan gudibag berisi pakaian di depan rumahnya. Salah seorang pelayan dirumahnya yang pertama kali menemukan tumpukan tas berbahan kertas itu. Seluruh pelayan dirumahnya panik karena mengira tas itu berisi bom atau sejenisnya. Dan kegelisahan para pelayan itu terdengar hingga ke telinga ayahnya.

Dan disinilah Jae In berdiri di samping ibunya, Lee Nana yang sama syoknya dengan ayahnya, Park Daewha. Kedua orang tuanya itu mulai menatapnya penuh selidik. Terlebih lagi ayahnya yang over protectiv. Pria tua itu mengambil salah satu tas disana dan melihat isinya.

“Kali ini apa lagi yang kau lakukan? Menggoda laki-laki lain untuk mendapatkan baju mahal sebanyak ini?”

Cho Kyuhyun sialan!!! Rutuknya dalam hati.

“Appa pikir aku sehina itu?” Jae In berusaha memelas pada kedua orang tuanya. Biasanya usaha itu selalu membuahkan hasil. Sepertinya tidak untuk sekarang ini. kedua orang tuanya benar-benar marah. Biasanya ibunya akan membelanya, namun sekarang wanita tua itu hanya menatapnya penuh kesedihan. Mungkinkah ibunya kecewa?

“Lalu dari mana datangnya barang-barang ini?” Gertak ayahnya penuh tekanan.

Jae In mengusap tengkuknya pasrah. Ini ke sekian kalinya ia dimarahi ayahnya. “Kyuhyun.” Jawab Jae In jujur.

Ayahnya terkesiap begitu pun ibunya. Tapi, ayahnya tak langsung mempercayakan hal itu. Tidak mungkin anaknya berhubungan dengan pengusaha muda nan sukses itu.

“Jangan bercanda, Park Jae In. Ayah sedang tidak bermain-main!” Gerutu ayahnya gusar. Sudah cukup ia menghadapi sikap menyeleweng anak perempuan satu-satunya itu. Kenapa sikap Jae In semakin tak terkendali.

“Ayah pikir aku bercanda. Apa aku pernah berbohong? Aku mengatakan yang sebenarnya.” Senakal-nakalnya Park jae In, gadis itu selalu berkata jujur, baik Daehwa maupun Nana tahu akan hal itu. Putri kesayangan mereka selalu berkata apa adanya.

Daehwa mengusap wajahnya gusar. Pria tua itu bertolak pinggang dengan tatapan nyalang menatap putrinya. “Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, sekarang!” Ucapnya tak terbantahkan. Jae In mengangguk patuh dan mulai menceritakan semuanya, dimulai dari hari jadinya yang ke-100 dengan Kim Jong Hyun, serta niatnya yang ingin membuktikan kesetiaan pria itu, hingga bertemu Kyuhyun di tempat yang sama dengannya berada.

Daehwa tak bisa banyak bicara. Wajah pria tua itu terlihat semakin tua dengan kerutan didahinya, sedangkan ibunya berusaha menetralisir kemarahan suaminya yang suka meledak-ledak.

“Bukankah ini hari pertamamu bekerja?” Sela ibunya yang sedari tadi berdiam diri mendengarkan percakapan ayah anak itu. Sikap ibunya berbeda seratus persen dari sikap anaknya. Mungkin sikap Jae In menuruni sikap ayahnya waktu muda, dan itulah yang membuat Daehwa semakin frustasi memikirkan kenakalan putrinya.

“Ya, hari pertamanya berkeja, tapi langsung pergi ke luar kantor. Bagaimana aku bisa tenang?” Tutur Daehwa. Sungguh, Jae In ingin sekali mengeluarkan kata-kata yang tertahan di ujung lidahnya, seperti mengatakan ‘Ayah kenapa selalu marah-marah? Lihatlah rambutmu yang semakin memutih? Apa ayah tidak kasihan dengan rambut ayah sendiri’ begitulah kata-kata yang ingin Jae In ucapkan. Tapi ia cukup tau diri untuk tak langsung mengutarakan ucapannya itu.

“Pergi kemana?” Tanya ibunya.

“Aku sendiri bahkan tidak tahu akan pergi kemana?” Gumam Jae In.

“Jeju-do.”

“Jeju-do? Woah…. Sudah lama aku tak kesana.” Pekik Jae In girang.

“Kau sudah berkemas?” Tanya ibunya.

“Sudah.”

“Bersiaplah, mungkin sebentar lagi Kyuhyun sampai.”

Tak lama suara deru mobil terdengar hingga ke dalam rumahnya. Jae In segera beranjak dan menemukan Kyuhyun yang baru keluar dari dalam mobilnya. Jae In segera menghampiri pria itu dengan wajah merenggut marah.

“Kau benar-benar mengirimnya?”

Kyuhyun menyeringai jahil melihat gadisnya yang kalang kabut karena ulahnya. Well, gadisnya? Kyuhyun belum benar-benar memiliki Jae In. Untuk sekarang memang seperti itu, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi disana jika Kyuhyun dan Jae In disatukan di satu tempat.

To Be Continue

Niatnya ini pengen di bikin mini ff, cuman ada sampe berapa chapter gitu, tapi ini tergantung idenya yaa haha. kalau masih kurang kalian bisa mengkhayal sendiri kelanjutannya gimana. Maaf banget akhir-akhir ini lagi sibuk ditambah penyakit yang kadang suka kambuh, jadi gak sempet megang pc, mau ngetik pun gak sempet, lebih ke males juga hihi. Diawal part cuman dikit dulu ya,, aku juga gak janji di part berikutnya bakal panjang. Dan balik lagi, itu semua tergantung ide liar yang berkeliaran dikepala wkwk..

Gak kerasa udah mau puasa lagi.. karena bsk udah mulai memasuki bulan ramadhan, author mau sungkeman nih ke kalian semua. Maafin ya kalo ada salah-salah kata atau mungkin ada yg gak suka sama tulisan abstrak ini hihi. Oke, ditunggu banget komentar kalian entah itu kritikan, saran, pesan, mau itu negatif atau positif aku terima dengan senang hati ^^ Sampai jumpa di part berikutnya

124 thoughts on “We Found Love [Chapter 1]

  1. Suka sm karakter jaein dsni^^
    Pertemuan yg bakal sering pasti bkin jaein makin berpikiran liar ttg kyu 😅 scra baru ketemu ud mikir gk” 😂
    Gaya blg 100hr kesetiaan.. bisa bgeds jaein.. Sengaja mo putusin.. nggepin 😂

    Jgn tlu nurut ma kyu. Biar makin seru lagi..

    Semangatttttttt

    Like

  2. Cho kyuhyun bener bener keren banget,aku suka banget sama jalan ceritanya,apa lagi kyu nya yg ngga bisa di bantah sama jaein next part nya di tunggu yah

    Like

  3. Annyeong.. hallo.. haii.. aq reader baru.. salam kenal yaahh kaak.. 😄
    Waaahh.. lanjutannya bakal kek gimna tuh kyuhyun sama jae in.. seruu.. lanjut kaaakk..

    Like

  4. Ini cerifaa nyaa kerennn.
    Disini mereka sama2 penggoda.. wkwkwkwk

    Pasti abis kyuhyun yang kelimpungan ngadepin jaein. Hahaha

    Hayookk dilanjut teruss ceritanyaa kerenn

    Like

  5. Anyeong aku reader baru dsini salam kenal hehe

    Ya ampun couple penggoda ni hihi aku suka sifat kyuhyun yg kyk gitu, jadi lebih keren+cool gtu mereka mah cocok jdi pasangan hot hihi ditunggu kelanjutannya thor

    Like

  6. anneyong, aku reader baru. maaf baca dulu baru kenalkan diri. ffnya keren banget, gregetan pas bacanya. astaga, gimana ya rasanya digituin sama kyu oppa, ganteng dan kaya. astaga

    Like

  7. Annyoeng reader baru, gemes sama pasangan ini, jae in sifat keras kepalanya bener2, moga2 kyuhyun gak sakit kepala, hahahaha…..

    Like

  8. Kakak kemana aja? Kakak semedi lama banget, atau jangan jangan ditelan bumi hehehe. Kakak aku udah bolak balik wp ini masih aja sepi, readeranya banyak tapi kayanya kakak masih sibuk yaa ? Eeem pasti cerita ink bakalan manis banget kaya jae in itu looooh. Hehe aku kangen sama mereka, sama ini juga. Penulisnya juga. Yg nelantarin manusia kehausan akan cerita ini wkwk alay ya kak? Hehe. Kakak semangat aja deeeh, udah gitu aku selalu dukung kakak, menunggu dengan setia cerita ini muach😙😍😗

    Like

  9. huaaaaaa😭 eonni. aku nunggu ff ini, ya ampuuuuun aku berkali kali bolak balik blog eonni ini. aku teruuuus nunggu, kaya nunggu seorang thehun say ‘hii’ to meee eonnni. aku nunggu jae in yg bakalan angkuuuuh, dan kyuhyun yg melebihi keangkuhan seorang jae in iniiiii.

    eonni, aku sabar selalu menunggu, tapi menunggu ada batasnya. jadi ini gak di next net makanya aku coba comment semoga di next, aku tahu eonni sibuuuk, tapiii setidaknya saaay hiii to we yang always waiting this amazing story. fighting eonni. miss you (story( 😅😙😗😘😚

    Like

  10. entah aku gatau udh comment di ff ini apa belum, ini kali kedua aku baca ini ff.. dan sampe skrg rasa penasaran buat cerita selanjutnya masih blm hilang wkwkwk.. suka bgt sama sifat jae in disini.. angkuh2 gimanaaa gitu. ayo kyu dapetin jae in yaaa^^

    Like

  11. Kedua kali nya ketemu dan dua banyak adegan poppo 😂😂😂
    Kedua kali nya ketemu blm ad ikatan udh dikirimin baju satu banyak 😂😂 Cho kyuhyun holkay

    Like

Leave a comment