Young, Wild, & Free Part 6

PicsArt_1443235953548

Author              : MyLovEvil

Title                 : Young, Wild & Free

Cast                 : Cho Kyuhyun, Park Jae In

Category         : Romance, NC-17, Chapter

Desclaimer      : Terima kasih atas kritikkannya ya. Aku pun nulis masih tahap belajar, masih butuh kritik dan saran. Sayangnya aku nekad mau nge-post nih ff yaa hihi. ini buatnya juga ngebut yaa gak tau gimana ini isi ceritanya. Jadi, hati-hati dengan typo yaa

 

 

===oOo===

 

 

 

“Jae In baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir.” Gumam Kyuhyun, dengan sabarnya pria itu menjaga Jae In yang tertidur begitu pulasnya. Waktu menunjukkan pukul 1 malam dan Kyuhyun belum tidur. Pria itu lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya disana dengan bantuan laptopnya.

 

Pekerjaannya terpaksa berhenti karena Dave tiba-tiba saja menelponnya dan menanyakan tentang keadaan adiknya. Kyuhyun tentu saja sangat kesal. Dave pastilah memiliki sejuta pertanyaan karena rasa khawatirnya itu.

 

Kau yakin? Tadi aku mendengar teriakkannya sebelum sambungan telepone ku terputus.”

 

“Dave adikmu sehat oke, hanya luka disekitar lengannya dan sekarang luka itu sudah diobati.” Bisik Kyuhyun pelan, dia tidak ingin membuat Jae In terbangun dari tidurnya.

 

Benarkah? Apa aku harus pulang sekarang?

 

“Jika pekerjaanmu disana telah selesai kau boleh pulang.”

 

Kau melarangku pulang Cho Kyuhyun? Kalau begitu aku tidak merestui pernikahanmu dengan adikku!

 

Kyuhyun menghela nafasnya pelan, menyandarkan tubuhnya pada sandaran kepala ranjang. Sebelah tangannya mengelus kepala Jae In yang terbenam dipinggangnya. “Kau bukan orang tuanya.” Gumam Kyuhyun tenang.

 

Aku kakaknya.”

 

“Ya aku tahu. Sudahlah jangan ganggu aku. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang juga!” Gerutu Kyuhyun.

 

Menyelesaikan pekerjaan? Kau tidak melakukan hal-hal aneh pada adikku kan?

 

“Astaga tidak Dave! Aku sedang melihat email masuk dari orang suruhanku. Jangan berpikiran negatif!” Pekik Kyuhyun kesal. Setelahnya Kyuhyun merutuki dirinya sendiri karena Jae In merasa terusik dalam tidurnya. Dengan pelan Kyuhyun mengusap tangan kiri Jae In yang tidak terluka.

 

“Kau hampir mengganggu tidur adikmu Dave!”

 

Eii, memangnya siapa yang berteriak?

 

Dengan kesal Kyuhyun memutuskan sambungannya. Sahabatnya itu pastilah sedang menggerutu kesal tentang sikapnya. Biarlah, Kyuhyun lebih suka jika Dave kesal dengannya. Jika mereka tidak bertengkar, Dave bisa menjadi sangat cerewet.

 

Kyuhyun kembali fokus pada pekerjaannya, melihat beberapa pesan yang masuk melalui emailnya. Dia harus mendesah kecewa karena tidak ada satu pesan pun yang masuk dari orang suruhannya. Apa sangat sulit mendapatkan keberadaan pria itu? Tentunya Kyuhyun tidak bisa berdiam diri jika sudah seperti ini.

 

“Oppa..”

 

Kyuhyun menundukkan wajahnya, melihat Jae In yang memanggilnya dengan mata yang setengah terbuka. “Kau bekerja hingga larut malam?” Tanya Jae In lagi.

 

Kyuhyun tersenyum tipis lalu mematikan laptopnya, meletakkan kembali kedalam tasnya. Kemudian Kyuhyun mengangkat tangan Jae In agar tidak bergerak terlalu keras. Setelahnya Kyuhyun merebahkan dirinya disamping kanan Jae In dengan posisi tidur menyamping, memeluk tubuh Jae In. Jae In memeluk pinggang Kyuhyun dengan wajahnya yang terbenam dileher pria itu. Kyuhyun dengan sabarnya mengusap punggung Jae In, menunggu gadis itu kembali tertidur. Sepertinya Jae In sudah larut dalam mimpinya, tapi tangan kanan gadis itu sibuk memainkan jakun Kyuhyun.

 

Kyuhyun berusaha memejamkan matanya saat merasakan hembusan nafas hangat Jae In dan tangan dingin gadis itu disekitar lehernya. Dalam hatinya, Kyuhyun berdoa agar dia bisa mengendalikan nafsunya. Apalagi diluar sana Daehwa dan Nuri menginap disebuah kamar yang tersedia, jadi tidak mungkin Kyuhyun meniduri Jae In sekarang juga.

 

“Oppa..” gumam Jae In pelan. Tangan gadis itu meluncur turun menyentuh dada Kyuhyun yang tertutup T-shirt hitam, mengusapnya lembut. Tangan kirinya mulai bergerak mengusap punggung Kyuhyun semakin naik keatas. Kyuhyun menggeram kesal, menarik tangan gadis itu hati-hati lalu menyatukan kedua tangan Jae In, kembali memeluk gadis itu.

 

“Jangan menggodaku ditempat seperti ini, Park Jae In!” desis Kyuhyun, menatap tajam wajah Jae In yang terlihat tenang dalam tidurnya. Gadis itu bisa tidur tenang setelah menggodanya habis-habisan! Oh sial sekali nasibmu, Cho Kyuhyun!

 

Keesokkan paginya, Jae In bangun tanpa melihat Kyuhyun. Kemana pria itu? Dia bangun dari tidurnya sambil meringis pelan. Kakinya turun hingga menapak lantai dingin dibawahnya.

 

“Kau sudah bangun?” Jae In menoleh keasal suara itu. Setelahnya ia tersenyum senang melihat ibunya datang dengan sebuah nampan berisi berbagai macam buah-buahan ditangannya.

 

“Ah seharian aku tidak memakan mereka. Pantas saja tubuhku menjadi lemah haha.”

 

Nuri terkekeh melihat putrinya yang kembali sehat. Sepertinya kejadian kemarin tidak terlalu membuat putrinya trauma. Syukurlah.

 

“Eoh, eomma membawa banyak sekali buah. Ayo kita makan!”

 

“Ayoo.” Pekik Jae In. Ia kembali duduk diatas ranjang. Melipat kedua kakinya sambil menunggu sang ibu mengupas kulit-kulit buah tersebut.

 

“Eomma, kemana Appa dan Kyuhyun?” Tanya Jae In sambil mengedarkan pandangannya keluar pintu. Dia tidak melihat adanya orang lagi diluar sana selain ibunya yang saat ini sedang duduk disampingnya sambil mengupas kulit buah.

 

“Seperti biasa. Mereka sibuk dengan pekerjaan. Kudengar mereka telah menemukan keberadaan Jung Ill Woo.” Jawab Nuri acuh tak acuh.

 

“Apa orang itu ada hubungannya dengan luka dilenganku?” Ringis Jae In ngeri.

 

“Kemungkinan besar iya. Kau tahu, Kyuhyun sudah memperkerjakan empat orang bodyguard disekitar sini.” Jae In terperangah. Kyuhyun menepati perkataannya. Empat orang bodyguard? Sangat gila.

 

Nuri terkekeh pelan melihat wajah bodoh putrinya. ia meletakkan potongan buah yang selesai di potong-potong menjadi kecil-kecil itu keatas piring lalu memberikannya pada Jae In. “Tidak perlu kaget dengan sifat protectiv calon suamimu sendiri.” Kekeh Nuri.

 

“Oh eomma benar.” Desah Jae In.

 

“Kau yakin ingin merayakan acara pernikahanmu ditaman itu?” tanya Nuri khawatir. Jae In mengambil potongan buah apel di pangkuannya lalu menatap ibunya. “Eoh.”

 

“Kau tidak merasa trauma? Aku takut kejadian seperti kemarin terjadi lagi, mungkin lebih parah.” Gumam Nuri.

 

“Gwaenchana. Kyuhyun pasti menyuruh para bodyguardnya untuk bekerja lebih ekstra.” celetuk Jae In.

 

 

***

 

 

Kyuhyun masuk kedalam ruang kerjanya dengan langkahnya yang lebar. Pria itu merutuki waktu yang berjalan begitu lamban. Baru sekitar tiga jam ia berada dikantornya sendiri tapi yang Kyuhyun rasakan seperti menghabiskan waktunya berpuluhan jam diruangan besar itu.

 

Sejam yang lalu Kyuhyun baru saja memimpin rapat. Seperti biasa, masalah penjualan barang eleltronik keluaran terbaru. Selama rapat berlangsung, Kyuhyun tidak sepenuhnya menyimak apa yang orang-orang bicarakan. Kyuhyun hanya fokus menatap ponselnya yang terasa sunyi. Tidak ada satu pun pesan atau pun panggilan yang memberitahukan keadaan Jae In.

 

Walaupun Kyuhyun sudah menyuruh beberapa bodyguardnya untuk menjaga ruang rawat inap Jae In, tetap saja rasa cemas itu masih ada. Apalagi setelah kejadian kemarin yang membuat jantungnya terasa berhenti beberapa detik. Untungnya Kyuhyun hanya menemukan luka disekitar lengan Jae In. Jika ada lagi luka ditubuh gadis itu, Kyuhyun tidak segan-segan membunuh orang yang mencelakai Jae In.

 

Sejak kemarin dia tidak pulang kerumahnya sendiri saking sibuknya mengurusi Jae In. Mungkin, sepulangnya dari kantor, Kyuhyun pulang ke rumahnya. Mengganti pakaiannya dan mengambil beberapa dokumen penting disana.

 

Ngomong-ngomong Kyuhyun sudah tahu keberadaan pria keparat itu. Siapa lagi kalau bukan Jung Ill Woo. Orang-orang suruhannya berhasil menemukan keberadaan Jung Ill Woo. Pria tua itu berada di Seatle beserta istrinya. Dari sebuah artikel yang Kyuhyun baca, pria tua itu memiliki satu orang anak yang tidak diketahui nama dan jenis kelaminnya. Pria tua itu sepertinya sengaja menutupi identitas anaknya untuk melancarkan aksinya. Dan yang lebih mengejutkan lagi Jung Ill Woo adalah seorang mafia paling terkenal di Jepang.

 

Kyuhyun tidak mungkin nekad menangkap pria tua itu tanpa persiapan yang matang. Walaupun para bodyguardnya mencapai belasan. Mereka pasti kalah menghadapi para anak buah Jung Ill Woo yang jumlahnya puluhan atau bahkan ratusan. Selain mengandalkan para bodyguardnya, Kyuhyun juga bekerja sama dengan polisi disana. Meminta bantuan mereka untuk menangkap Jung Ill Woo beserta anak buahnya.

 

Kyuhyun yakin setelah penangkapan itu terlaksana Jung Ill Woo pasti membalas dendam padanya atau pada Jae In. Tapi, Kyuhyun sudah antisipasi dengan menyewa puluhan bodyguard terbaik. Sebenarnya, ia tidak terlalu membutuhkan pria-pria kekar itu untuk melindunginya. Lagipula Kyuhyun bisa melindungi dirinya sendiri, tapi bagaimana dengan keluarganya, Jae In dan keluarga gadis itu?

 

“Cho Kyuhyun!!”

 

Kyuhyun tersentak kaget mendengar pekikan Donghae yang menggema diruang kerjanya, saking sunyinya kondisi disana. Matanya menatap Donghae datar. Sahabatnya yang satu ini pasti baru saja menyelesaikan pekerjaannya di luar negeri dan langsung kemari. Pekerjaannya sebagai penulis naskah sekaligus sutradara, benar-benar menyita waktunya. Sehingga, Donghae sering kali jarang datang di waktu kebersamaannya bersama para sahabat saking sibuknya.

 

“Ada apa?” Tanya Kyuhyun spontan. Tanpa mempersilahkan Donghae untuk duduk ataupun menawarkan minuman. Pria didepannya menyeka keringatnya lelah lalu mendengus kesal mendapati perilaku dingin Kyuhyun.

 

“Diantara kedua orang itu aku yang paling mengkhawatirkanmu. Sepertinya sia-sia saja aku datang kemari.” Gerutu Donghae sambil mendudukkam bokongnya pada sofa empuk yang tersedia.

 

“Siapa yang kau khawatirkan? Aku? Kenapa aku?” Balas Kyuhyun. Dengan kesal Donghae merampas secangkir kopi yang terasa dingin lalu meneguknya. Membiarkan cairan kopi hitam dingin itu melewati tenggorokannya.

 

“Kopi siapa yang kau minum?” Tanya Kyuhyun datar.

 

“Aku tidak peduli pada minuman ini. Yak! Bagaimana bisa kau berurusan dengan Jung Ill Woo?” Pekik Donghae.

 

Kyuhyun menghela nafasnya. Beranjak dari kursi kebesarannya, menghampiri Donghae lalu duduk didepan pria itu. “Apa ada masalah?” Tanya Kyuhyun terlihat tenang. Sangat tenang seolah-olah itu bukan masalah besar.

 

“Tentu saja, bodoh! Kau pikir apa yang kau lakukan! Kau berurusan dengan penjahat terkeji yang pernah ku kenal!” Pekik Donghae frustasi. Berbeda dengan Kyuhyun yang duduk bersandar dengan tangan yang bersidekap sambil menatap Donghae lengkap dengan kekehannya.

 

“Menurutku Jung Ill Woo hanyalah seorang pengecut. Dia telah mengambil aset penting perusaha Park Daehwa lalu kabur begitu saja setelah menimbulkan kekacauan. Kau tahu bagaimana Jae In menutupi rasa sedihnya setelah mendengar perusahaan orang tuanya bangkrut.” Ujar Kyuhyun kesal.

 

“Aku tidak takut jika nantinya aku yang mati karna menghadapi pria itu. Asalkan Jae In dan keluarganya selamat.” Sambungnya.

 

Donghae mengusap wajahnya kasar. Kyuhyun sudah gila hingga rela mengorbankan dirinya sendiri hanya karena seorang wanita! Oh, untungnya Donghae tidak mengalami yang namanya jatuh cinta. Jika saja hal itu terjadi, apa ia akan bersikap seperti Kyuhyun? Ck, terdengar menggelikan.

 

“Apa kau yakin luka dilengan Jae In itu adalah perbuatan salah satu anak buah Jung Ill Woo?”

 

“Ya, sangat yakin. Dan hei… kau tahu dari mana masalah ini? Bukankah selama ini kau sibuk dengan pekerjaanmu?” Pekik Kyuhyun yang baru sadar jika Donghae bisa mengetahui masalahnya.

 

“Aku mendengarnya langsung dari Dave. Eunhyuk juga sudah diberitahu. Saat ini mereka berdua sedang menuju ke rumah sakit. Kau tahu kan alasan Eunhyuk tidak ingin datang kemari.”

 

“Yah… sekretarisku.”

 

“Eoh, Eunhyuk sangat bodoh menolak gadis secantik Dasom. Gadis itu selain sederhana sikapnya juga lemah lembut. Dia juga wanita karir.” Cerocos Donghae.

 

“Tunggu dulu, apa Dave sudah kembali dari perjalanan bisnisnya?”

 

Donghae mengangguk.

 

“Dia baru saja menelpone ku semalam. Dia benar-benar mengkhawatirkan adiknya.” Kekeh Kyuhyun.

 

“Yakk! Cho Kyuhyun kau tidak takut dimarahi pria itu karena sudah meniduri Jae In.”

 

“Kenapa takut. Lagipula pernikahanku tinggal menunggu hari.” Balas Kyuhyun acuh. Donghae mengangakan mulutnya mendapati sikap acuh tak acuh Kyuhyun. Demi tuhan, kemarin Dave menceritakan semuanya sampai kejadian Kyuhyun meniduri Jae In. Donghae yakin Dave marah karna nada bicara Dave naik 2 oktaf. Walaupun waktu itu Donghae hanya mendengarnya lewat ponsel, ia tahu Dave pasti marah besar. Kalau begitu kita doakan supaya Kyuhyun tidak terkena pukulan atau pun caci makian dari Dave.

 

Ponsel Kyuhyun bergetar dimejanya. Ia beranjak dari duduknya. Mengambil ponsel berwarna grey diatas meja kerja mahalnya.

 

“Oppa aku sudah pulang ke rumah.” Pekik Jae In sebelum Kyuhyun membuka mulutnya.

 

“Oh, lalu?” Goda Kyuhyun dengan kedua sudut bibirnya yang berkedut menahan tawa. Ia yakin saat ini Jae In pasti sedang menggerutu.

 

“Jangan lupa membeli ular jika kau ingin kemari! Aku tidak menerima penolakkan! Kau harus membelinya sekarang juga.”

 

“Astaga, oke.. oke aku akan membelikannya untukmu. Ada lagi yang kau inginkan?”

 

“Eoh, Anjing jantan.”

 

Kyuhyun menggigit tangannya sendiri mendengar permintaan Jae In. Kenapa gadis itu selalu meminta apa-apa tentang hewan? Pertama boneka panda, kedua ular, dan sekarang anjing. Apa Jae In berniat ingin membuka kebun binatang di rumahnya?

 

“Oppa.” Panggil Jae In karna Kyuhyun tak kunjung bicara. Pria itu melirik Donghae sekilas. Melihat kesibukan pria itu pada ponselnya sendiri.

 

“Ne, arraseo. Apa anjing itu untuk makanan ularmu nanti?” Tanya Kyuhyun polos.

 

“Oppa fikir aku tega memberikan anjing lucu itu pada seekor ular. Tentu saja tidak, Dave sudah membelikan seekor ayam untuk ularku nanti. Tapi, aku kasihan pada ayam itu. Andai saja ular bisa memakan sayuran.”

 

Kyuhyun tersedak air liurnya sendiri. Gumaman Jae In diakhir kalimat benar-benar membuatnya tersindir. ‘Andai saja ular bisa memakan sayuran’ Hei, Kyuhyun tidak menyukai sayuran. Apa dirinya bisa disamakan seperti hewan bersisik itu?

 

“Oke aku akan membelikannya untukmu. Ular dan anjing yang sangat lucu..” kekeh Kyuhyun.

 

“Gomawo Oppa… Eits, apa Oppa menyukai ular? Kau bilang binatang itu sangat lucu. Kalau begitu setelah kita menikah nanti ijinkan aku membawa ular itu untuk tidur bersama kita eoh.”

 

“Yak, Park Jae In tidak! Jika kau meminta hal-hal aneh seperti itu, aku tidak akan membelikannya untukmu!” Pekik Kyuhyun kesal. Setelahnya ia mendengar suara tawa Jae In.

 

“Aish dasar pemarah. Arra arra, aku tidak akan meminta tidur dengan ular lagi. Oppa pasti terlihat sangat tampan saat marah haha.. Annyeong.” Kyuhyun menatap ponselnya sambil mendesis. Tahu jika Jae In baru saja mengerjainya. Setelahnya Kyuhyun tersenyum tipis menyadari pujian diakhir kalimat Jae In.

 

“Apa yang membuatmu tersenyum-senyum seperti itu?” Ketus Donghae.

 

“Kutebak, pasti Jae In yang menghubungimu.”

 

Kyuhyun mengangkat bahunya acuh lalu melangkahkan kakinya kearah kursi kerjanya. Membiarkan Donghae duduk disana dengan wajah yang terlihat lusuh. “Pergilah mandi sana. Kau terlihat seperti gelandangan.” Sinis Kyuhyun tanpa mengalihkan tatapannya dari dokumen-dokumen yang ia baca.

 

Donghae melotot kesal. Untungnya Kyuhyun sahabatnya. Jika tidak Donghae pasti sudah melempar cangkir mewah dihadapannya ini ke wajah tampan Kyuhyun. “Aku ini tamu. Kau berperilaku buruk pada tamu mu sendiri. Dimana sopan santunmu, Cho Kyuhyun!”

 

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya. Menatap Donghae dingin. “Aku tidak mengundangmu kemari. Kau sendiri yang tiba-tiba datang kemari.” Balas Kyuhyun. Donghae berdiri tiba-tiba dengan wajah masam. Ia menghentakkan kakinya kesal. Berjalan melewati meja kerja Kyuhyun mengikuti langkah kakinya ke kamar pribadi Kyuhyun. Kyuhyun tersemyum penuh kemenangan berhasil membuat Donghae uring-uring karena ulah lidah tajamnya. Membuat sahabatnya kesal memang salah satu hobynya sejak pertama kali mereka menjalin persahabatan.

 

 

 

***

 

 

 

Jae In menggangu Min Woo yang tertidur dengan mencubit pipinya pelan. Pipi tembam bocah itu membuat Jae In gemas. Apalagi bibir mungilnya yang hampir tertutup oleh pipi tembam itu. Ahra beserta ibunya sibuk membuat makan malam di dapur. Sedangkan Dave dan Eunhyuk menghabiskan waktunya untuk bermain game. Jae In berulang kali harus melempari buah anggur pada dua pria itu agar tidak menimbulkan suara gaduh saking serunya bermain. Suara suara bass mereka mengganggu tidur pulas Min Woo.

 

Kedua kucingnya pun tertidur di sampingnya setelah menerima pelukkannya. Jae In mengusap kepala Billy dan Lucy bergantian. Perhatiannya kembali pada Min Woo yang mulai gelisah dalam tidurnya. Sudah hampir 4 jam Min Woo tertidur. Sekarang sudah pukul 7 malam.

 

Mata sipit Min Woo perlahan-lahan terbuka. Mata mungilnya langsung terfokus pada Jae In yang duduk disampingnya. “Woonie sudah bangun.” Ujar Jae In sambil membawa tubuh mungil Min Woo kedalam gendongannya. Mengangkat tubuh mungil bocah itu tinggi-tinggi. Min Woo tertawa cekikikan merasakan geli disekitar perutnya karena Jae In mencium perutnya dengan menimbulkan suara-suara yang membuat Min Woo tertawa. “Anni Anni… Nuna Anni.” Pekiknya dengan suara khas bocah.

 

“Eoh, apa Min Woo sudah tidak mengantuk lagi hmm?”

 

Kepala Min Woo menggeleng kencang. Menghindari ciuman Jae In di pipi tembamnya. Tangan mungilnya sesekali menahan wajah Jae In agar berhenti menciumnya. “Berikan nuna poppo dan nuna janji tidak akan mengganggu Min Woo lagi.”

 

Mengerti dengan janji Jae In. Bibir mungil Min Woo mengerucut lucu menghampiri bibir Jae In. Mengecup bibir Jae In cepat.

 

“Hanya Jae In nuna yang diberikan poppo. Mana untuk pamanmu yang tampan ini?”

 

Min Woo menatap Kyuhyun sambil mengerjapkan matanya. Ia turun dari gendongan Jae In. Menghampiri Kyuhyun yang berjongkok sambil merentangkan kedua tangannya. Kaki mungil Min Woo berlarian menghampiri Kyuhyun. Memeluk leher pria itu erat. Kyuhyun tertawa pelan. Membawa tubuh mungil Min Woo berputar-putar membuat Min Woo tertawa senang.

 

“Kemana Ahra nuna?”

 

Tanya Kyuhyun pada Jae In. “Di dapur membantu eomma masak. Woaah.” Pekik Jae In melihat Min Woo mencium bibir Kyuhyun. Pria itu sama terkejutnya seperti Jae In. Membelalakkan matanya menatap Min Woo yang tertawa sambil mengedipkan kedua matanya polos.

 

“Eits, kebiasaannya mencium orang harus diperhatikan.” Kekeh Kyuhyun sambil mengusap kepala Min Woo yang ditumbuhi rambut tipis. Tatapannya beralih pada Jae In yang menatap Min Woo. Kyuhyun menurunkan Min Woo dari gendongannya. Menghampiri gadis itu kemudian menyentuh lengannya yang tertutup t-shirt putih lengan panjang. “Masih sakit?” Tanya Kyuhyun.

 

Jae In menggeleng pelan lengkap dengan senyumannya. “Mana ular dan anjingnya?” Tanya Jae In sambil mengadahkan kedua tangannya dihadapan wajah Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum. Menangkap kedua tangan Jae In dengan sebelah tangannya. Menundukkan sedikit badannya. Menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Jae In. “Jika kau menginginkannya kau harus menciumku terlebih dahulu.” Perintah Kyuhyun. Jae In tersenyum senang. Menarik rahang Kyuhyun dengan kedua tangannya yang terlepas dari cengkraman tangan Kyuhyun. Mengecup bibir pria itu berulang kali. Kyuhyun diam tak membalas kecupan Jae In. Kyuhyun tertawa pelan karena Jae In memgecupnya sangat lama.

 

“Muah… Sudah. Mana hadiahku?” Seru Jae In. Tangannya beralih memegang kemeja depan Kyuhyun sambil mengguncangnya.

 

“Yah.. anak siapa ini? Lucu sekali. Pipinya membuatku gemas.” Pekik Donghae dari belakang tubuh Kyuhyun. Min Woo yang membawa mobil-mobilannya terdiam di tempat. Menatap Donghae dengan kedua matanya yang berkedip-kedip.

 

Jae In memiringkan kepalanya. Melihat Donghae beserta Min Woo melalui tubuh Kyuhyun. Dilihatnya Donghae sedang mencubit kedua pipi Min Woo gemas. Membuat Jae In harus mendorong tubuh Kyuhyun kesamping. Kyuhyun hampir saja kehilangan keseimbangan jika tidak buru-buru tersadar akan apa yang ia alami barusan. Entah dapat kekuatan dari mana hingga Jae In bisa mendorong Kyuhyun. Mungkin karna rasa khawatirnya hingga tanpa sadar Jae In berbuat seperti itu.

 

“Oppa, kenapa kau mencubit pipinya?” Seru Jae In sambil menjauhkan tubuh mungil Min Woo dari jangkauan tangan besar Donghae. Donghae mengerutkan alisnya melihat reaksi Jae In.

 

“Aku hanya mencubit pipinya bukan membunuhnya. Kenapa reaksimu seperti itu haha.” Kekeh Donghae tanpa rasa bersalah.

 

“Berikan Min Woo padaku.” Seloroh Kyuhyun dari samping Jae In. Min Woo yang sedari tadi masih bingung tertawa senang melihat Kyuhyun merentangkan kedua tangannya. Kedua tangan mungil Min Woo terulur kearah pria itu hingga tubuh mungilnya berada dalam gendongan sang paman.

 

“Kau bilang ingin melihat binatangmu?” Ujar Kyuhyun yang menerima sandaran kepala Jae In dilengan kirinya. Gadis itu sibuk mencium kedua pipi tembam Min Woo.

 

“Kurasa aku lebih tertarik pada bayi ini daripada binatang-binatang itu.” Gumam Jae In pelan.

 

“Kau ingin memiliki bayi seperti ini?” Canda Kyuhyun.

 

“Ya. Aku ingin bayi laki-laki!” Pekik Jae In kembali semangat. Kyuhyun ingin sekali membungkam mulut Jae In dengan mulutnya. Gadis itu baru saja berteriak di rumahnya sendiri tanpa takut didengar oleh keluarganya. Jika mereka sudah menikah pastinya tidak terdengar aneh jika membicarakan masalah bayi, tapi ini…

 

Untungnya Donghae sudah pergi keluar rumah untuk melihat hewan peliharaan Jae In yang baru Kyuhyun beli. Yah walaupun tadi ia sempat meminta bantuan Donghae untuk menemaninya. Pastilah ketiga pria itu sedang melakukan aksi sirkus diluar sana.

 

“Pikirkan masalah bayi itu nanti setelah kita menikah. Kau yakin tidak ingin melihat ular dan anjingmu?”

 

“Oh ayolah… Aku sudah besar, Oppa juga. Aku ingin memiliki seorang bayi yang lucu seperti Min Woo.” Rengek Jae In sambil menarik lengan kemeja Kyuhyun.

 

Kyuhyun melotot dengan bibir yang mendesis. Sengaja membuat ekspresi seseram mungkin yang ia yakini bisa membuat Jae In takut. Justru malah sebaliknya, dengan tidak sopannya tangan Jae In menampar pipinya pelan, mencubit pipinya lalu telinganya. “Aku tidak takut padamu. Dasar ahjussi pelit!” Dengan kesal Jae In meninggalkan Kyuhyun dan Min Woo yang melongo menatap Jae In. Setelahnya Kyuhyun mendengar Min Woo berceloteh. “Ahjussi pelit…” tawa Min Woo mengikuti perkataan Jae In. Kyuhyun mengigit bibirnya berusaha merendam umpatannya dihadapan Min Woo.

 

Jae In terus melanjutkan jalannya tanpa menoleh kebelakang. Tujuannya hanya satu, melihat binatang favoritnya. Sesampainya di halaman rumah Jae In tertawa senang melihat Dave dan kedua sahabatnya sibuk memainkan ular berukuran sedang dan anjing berwarna coklat bertubuh besar.

 

“Kimmie, Milo….” pekik Jae In yang langsung mengambil ular yang berada di atas pundak Eunhyuk. Sebelah tangannya lagi mengelus kepala anjing coklat yang sibuk dengan makanannya.

 

“Yakk! Park Jae In masukkan ular itu ke kandangnya! Hyung kenapa kalian diam saja??” Teriak Kyuhyun diakhir kalimatnya.

 

“Ulaar.. uwahh.” Celoteh Min Woo penuh kagum. Selama ini bocah kecil itu hanya melihat binatang itu di televisi ataupun boneka ular yang ia punya. Sekarang Min Woo dapat melihat langsung.

 

“Kau bilang ular ini jinak? Jadi kita biarkan saja Jae In memeluk ular itu.” Bantah Donghae membela diri. Kedua pria disana mengangguk serempak. Membenarkan bantahan Donghae.

 

“Ularnya lucu.” Kekeh Jae In yang sedari tadi tidak mendengarkan percakapan ke empat pria dewasa disekitarnya. “Akhirnya aku memilikimu.” Gumamnya lagi sambil mengecupi kepala ular.

 

“Astaga tidak Park Jae In!” Geram Kyuhyun yang langsung mengambil ular yang berada di pelukan Jae In. Disini siapa yang gila? Keinginan Jae In dan perilaku gadis itu terhadap hewan liar atau dirinya yang sangat bodoh karna menuruti permintaan Jae In.

 

Kyuhyun kembali meletakkan ular tersebut kedalam kandang, begitu pun anjing coklat bertubuh sedang. Matanya melotot tajam ke sahabat-sahabatnya yang menatapnya tanpa rasa bersalah. Diam-diam tangan Jae In kembali membuka pintu kandang ular dengan matanya yang terus melihat kearah Kyuhyun. beberapa detik kemudian mata tajam pria itu menatapnya dan saat itu juga Jae In melepaskan tangannya. Pria itu mendesis kesal dengan langkah lebar menghampiri Jae In yang berjongkok didepan kandang.

 

“Jika kau menyentuh ular itu aku akan membuangnya!” geram Kyuhyun kesal.

 

“Oppa tidak mungkin tega membuangnya.” Gumam Jae In dengan wajah tertunduk.

 

“Dia seekor binatang berbisa, aku tidak kasian pada hewan seperti itu!” Bantah Kyuhyun.

 

“Eitss siapa kau berani-beraninya memarahi adikku?” Bentak Dave kesal.

 

“Kau lupa jika aku ini calon suaminya!”

 

Jawab Kyuhyun cepat tanpa mempedulikan para sahabatnya. Sedari tadi Min Woo sibuk memainkan telinga Kyuhyun. Sedangkan Jae In menunduk dengan mata yang berkaca-kaca lengkap dengan tangannya yang digenggam tangan Kyuhyun. Kyuhyun terlihat seperti seorang ayah untuk Jae In daripada seorang calon suami.

 

“Kyuhyun-ah… eoh ada apa dengan Jae In?” Pekik Ahra yang tadinya merasa senang karna kehadiran sang adik, sekarang tatapannya teralihkan pada Jae In yang terlihat murung

 

“Masalah binatang peliharaannya.” Ucap Kyuhyun acuh sambil memberikan tubuh mungil Min Woo ke gendongan Ahra.

 

“Ular?”

 

“Ya.”

 

“Jae In-ah kurasa Kyuhyun sangat khawatir denganmu. Sekarang kau tahu bagaimana rasa khawatir Kyuhyun kan? Terkadang, rasa khawatirnya itu bisa membuat kita repot. Benar kan?”

 

Sebenarnya Ahra ingin membela atau menjelek-jelekkan adiknya? Yah itu semua tidak masalah bagi Kyuhyun setelah melihat Jae In mengangkat kepalanya, menatap Ahra dengan kepala yang mengangguk semangat. Diam-diam Kyuhyun terkekeh. Ingin rasanya ia menggigit pipi merah Jae In jika bisa. Tingkah polos gadis inilah yang membuat hari-hariya semakin berwarna. Kyuhyun sangat berterima kasih pada Daehwa dan Dave yang sudah membuat karakter Jae In menjadi seperti ini. Terhindar dari dunia luar yang kejam.

 

“Makanan sudah siap..” teriak Nuri dari ruang makan.

 

“Ah, makanan sudah siap. Ayo kita makan. Kyuhyun-ah panggil para sahabatmu.”

 

“Siabeonim dimana?”

 

“Dia ada dikamar. Biar Nuri eomma yang memanggilnya.”

 

Kyuhyun mengangguk paham kemudian berlari menghampiri sahabatnya. Membiarkan Jae In pergi bersama Ahra.

 

 

 

***

 

 

 

One Day Before The Wedding

 

Jae In terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 5 pagi dan matahari belum menampakkan sinarnya. Selama beberapa hari ini ia selalu terbangun pagi. Mungkin karna hatinya yang merasa resah dengan acara pernikahannya. Tapi memang benar. Jae In merasa gugup. Beberap hari ini juga ia selalu menghafal janji suci pemberkatan nanti. Jae In takut lupa melafalkan janji suci itu dialtar nanti. Jae In tidak ingin membuat Kyuhyun malu karna otaknya yang sedikit lamban. Semoga saja kejadian memalukan itu tidak terjadi.

 

Dia mengotak-atik ponselnya yang baru saja diambilnya dari dalam laci. Sejak kemarin siang Jae In tidak memegang benda kecil itu. Terkadang Kyuhyun selalu memarahinya karna tidak mengangkat panggilan atau pun membalas pesan dari pria itu. Jae In hanya bisa mengeluarkan cengirannya. Jujur dia tidak begitu tertarik dengan benda persegi panjang itu. Jika saja Jae In dihadapkan banyak komik. Selama apa pun Jae In pasti membacanya.

 

Ngomong-ngomong kemarin malam adalah pertemuan terakhirnya dengan Kyuhyun. Jae In boleh melihat Kyuhyun lagi adalah besok dihari pernikahan mereka. Entah kenapa kedua ibu-ibu itu mengusulkan seperti itu dan Daehwa hanya bisa memgangguk setuju. Menolak pun percuma, karna bagaimana pun juga perempuan lebih pintar berbicara dari pada laki-laki. Yah bisa dikatakan lebih heboh.

 

Jae In melihat memo di ponselnya. Hari ini adalah waktunya merawat diri ditemani oleh Ahra dan Haneul. Oh jangan lupa dengan 2 orang bodyguard yang sengaja Kyuhyun suruh untuk memantau keselamatannya. Tadinya Jae In menolak, berkat bujukan Ahra yang membenarkan perkataan Kyuhyun, akhirnya Jae In tidak menolak. Masalah kejadian kemarin masih terus menghantui pikirannya. Darah yang mengalir terus-menerus, bajunya yang berubah warna menjadi merah, rasa sakit akibat kulitnya yang tersayat lumayan dalam. Jae In ingin sekali melupakan kejadian itu. Tapi tidak bisa. Setiap kali mengingatnya Jae In selalu bergidik ngeri dan memegang lengannya padahal rasa sakit itu telah hilang.

 

“Mwo!! Aku harus mewarnai rambutku?” Pekik Jae In kaget dengan isi memo di ponselnya. Selain melakukan perawatan tubuh dan semacamnya, di nomor dua ada tulisan semacam itu. Jae In harus merelakan warna rambut alaminya. Ini gila! Terakhir kali yang memegang ponselnya adalah Ahra dan kemungkinan besar wanita itu lah yang menulis isi memo ini. Oh satu lagi, Haneul pasti ikut serta dalam menulis memo ini.

 

Ping

 

Ponselnya bergetar karna mendapati satu pesan masuk. Jae In tersenyum senang melihat nama Kyuhyun tertera di layar ponselnya.

 

Kau sudah bangun tidur? Ceritakan padaku, apa saja yang akan kau lakukan hari ini bersama Ahra nuna dan Haneul?

 

Dengan semangat Jae In membalas pesan Kyuhyun. Jae In terlihat seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta. Oh dirinya memang masih muda, Kyuhyun lah yang sudah tua ckck.

 

Sudah. Banyak… sangaaaaaaat banyak. Melakukan spa, memotong rambut, mengganti cat kuku, perawatan wajah, dan yang terakhir mewarnai rambut. Apa kau setuju jika rambutku diwarnai? Aku tidak setuju. Sangat tidak setuju!

 

Jae In menekan tombol send. Beberapa saat kemudian Jae In merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Kepalanya menoleh ke jendela yang tirainya tidak tertutup. Matahari mulai nenampakkan cahayanya sedikit demi sedikit dan Jae In belum beranjak dari ranjangnya.

 

Ping

 

Aku sependapat denganmu. Jika wanita gila itu memaksamu untuk mewarnai rambut, aku akan datang langsung kesana dan membawamu kerumahku saat itu juga!

 

Benarkah? Apa kita akan bercinta lagi?

 

Jae In mengetik pesan tersebut tanpa berpikir panjang. Kira-kira bagaimana reaksi Kyuhyun sekarang?

 

Astaga tidak Park Jae In! Setelah kita menikah kita bisa bebas melakukan hal itu. Tidak sebelum ada status resmi diantara kita, arra!

 

Jae In mengetuk dagunya mengkhayalkan tentang bagaimana pernikahannya kedepan. Tinggal menghitung jam dirinya menjadi seorang istri untuk Kyuhyun. Entah apa yang pria itu suka darinya. Jelas-jelas Kyuhyun selalu bertemu wanita cantik nan seksi dan tahu tentang dunia luar, sedangkan dirinya hanyalah gadis polos nan lugu yang tidak mengerti bagaimana kehidupan orang-orang dewasa diluar sana dan dirinya hampir mengikuti pergaulan bebas karena rasa penasarannya itu.

 

Siap Cho Sajang!

 

Balas Jae In lalu meletakkan ponselnya diatas nakas. Dia berjalan ke arah jendela besar dikamarnya lalu merentangkan kedua tangannya. Jae In menatap kaget karna tidak melihat ularnya didalam kandang. Kemana perginya Kimmie, ular peliharaannya. Dengan panik tanpa mandi dan sebagainya Jae In segera berlari menuju taman. Sesampainya disana ia tidak melihat siapa pun. Hanya suara gemuruh angin yang berhembus disekitarnya.

 

Kakinya kembali melangkah menuju teras rumah. Di kejauhan Jae In melihat Dave dan Haneul.. Jadi, tadi malam Haneul menginap dirumahnya? Kenapa Jae In tidak tahu? Dan dimana gadis itu tidur? Dikamar Dave? Banyak sekali pertanyaan yang berkeliaran di pikiran Jae In.

 

Dengan langkah yang lebar Jae In menghampiri kedua manusia itu. Akhirnya ia bisa bernafas lega karena telah menemukan Kimmie dipangkuan Dave. “Jae In-ah.” Panggil Haneul yang langsung berdiri dari duduknya. Jae In menatap Haneul penuh tanya. Raut wajah Haneul terlihat tersiksa.

 

“Dave gila! Dia menyuruhku untuk menyentuh ular itu.” Adu Haneul setelah berhasil menghampiri Jae In. Jae In mendelik kesal pada Dave yang dibalas cengiran lebar oleh pria itu. “Dia tidak akan menggigitmu. Kimmie sudah jinak. Kecuali jika kau memukulnya, mungkin dia akan mengigitmu.”

 

“Ya aku tahu. Tapi, aku geli dengan kulit dan bentuknya.”

 

Jae In mengulum senyumnya lalu menepuk lengan Haneul sedikit kencang. “Dasar penakut.” Ejeknya yang dibalas geraman kesal dari Haneul. Haneul kembali melangkahkan kakinya menghampiri Dave. Mengambil ular itu lalu memeluknya.

 

“Bagaimana jika Kyuhyun tahu kalau kau selalu memeluk ular itu. Sepertinya kau lebih menyukai Kimmie daripada Milo, Billy, dan Lucy.”

 

Jae In memberenggut kesal. Benar kata Dave. Bagaimana jika Kyuhyun tahu. Pastinya pria itu akan marah besar atau mungkin membuang ular ini ke hutan rimba. Masalah Milo anjingnya, Billy dan Lucy kucing kesayangannya, dia memang sedikit melupakan ketiga hewan itu. Ah Jae In jadi merasa sedih. Ia merasa menjadi orang yang jahat karna menelantarkan hewan-hewan itu. Baiklah hari ini bukan hanya dirinya saja yang merawat diri, tapi ketiga hewan berbulu itu juga.

 

“Sudahlah, pergi sana. Sebentar lagi Ahra pasti datang.” Usir Dave. Jae In hampir saja melempar ular ditangannya saking kesalnya.

 

“Ini masih pagi. Mana mungkin Ahra eonnie datang sepagi ini?” Bela Haneul dan Jae In menganggukan kepalanya, membenarkan perkataan Haneul. “Ayo Jae kita pergi saja. Tinggalkan ular itu.” Ajak Haneul. Entah sadar atau tidak, Haneul memegang ular itu lalu melemparnya kebawah. Jae In melotot kaget, dia tidak sempat berteriak karena tangannya ditarik Haneul.

 

 

***

 

 

Jae In menyentuh rambutnya ngeri. Rambut sepunggungnya telah berubah menjadi sebahu. Jae In tidak terlalu suka memiliki rambut pendek. Sekarang apa yang terjadi dengannya sangat bertolak belakang dengan keinginannya. Ahra dan Haneul sibuk berbincang-bincang dibelakangnya. Oh Ahra bilang Min Woo di rumah Kyuhyun. Pria itu sepertinya sibuk mengurus Min Woo sendirian. Melihat bagaimana aktifnya Min Woo di masa pertumbuhannya, besar kemungkinan Kyuhyun kerepotan mengasuh Min Woo.

 

“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Ahra tiba-tiba. Jae In tersentak kaget melihat Ahra dan Haneul telah berdiri disampingnya. Saat ini mereka sedang berada di Hyundai Departement store. Memilih beberapa pakaian yang cocok untuk mereka. Ahra dan Haneul lebih sibik mengurus Jae In daripada mengurus diri mereka sendiri. Buktinya barang-barang yang berada ditangan mereka semuanya adalah pakaian milik Jae In. Mulai dari baju dalaman seperti bra maupun celana dalam, gaun, T-shirt, celana jeans, hotpants, satu lagi yang Jae In sebut pakaian aneh kurang bahan, lingerie. Mereka bilang, Jae In harus memakainya di malam pertama pernikahannya. Tadinya Jae In menolak dengan tegas, tapi melihat ekspresi Ahra dan Haneul yang memelas, akhirnya ia luluh juga.

 

“Kyuhyun dan Min Woo.”gumam Jae In tanpa sadar. Ahra dan Haneul saling memandang satu sama lain lengkap dengan senyumannya. “Ah adik ipar sedang mengkhawatirkan pujaan hatinya.” goda Ahra yang membuat Jae In menundukkan wajahnya. Pujaan hati yang dimaksud ahra pasti Kyuhyun.

 

“Eonnie..” pekik Jae In malu. Haneul tertawa melihat wajah panik sahabatnya. “Ah karena Jae In akan melepas masa lajangnya. Bagimana jika sekarang kita pergi ke club.” Usul Haneul yang dibalas anggukkan mantap oleh Ahra, sedangkan Jae In menatap kedua orang itu ragu. Pikirannya kembali berkelana pada insiden waktu itu. sepertinya tidak apa-apa hanya segelas wine. Tapi sebelum itu ia harus mengisi perutnya terlebih dahulu dengan makanan sebelum minum minuman beralkohol itu.

 

Dan tibalah diwaktu malam. Rumah Daehwa terlihat ramai dengan beberapa pelayan yang sengaja Kyuhyun kirimkan ke rumahnya untuk membantu mendekorasi rumah. Ahra telah tiba di rumah Jae In, sebelumnya wanita itu pulang kerumahnya untuk mengurus Min Woo sebelum meninggalkan bocah kecil itu bersama ayahnya.

 

Jae In telah siap dengan gaun berwarna peach selutut dan highheels berwarna putih. Jae In tidak lagi tertarik menggunakan gaun seksi untuk pergi ke club. Cukup sekali saja. Rambutnya sengaja ia kuncir kuda, berusaha tampil sederhana mungkin. sudah hampir setengah jam dari waktu yang dijanjikan, mereka belum juga tiba dirumahnya. Beberapa detik kemudiam Jae In mendengar langkah kaki yang saling beradu membentur lantai marmer rumahnya.  Ia menoleh dengan alis mengkerut. Dan terlihat jelas olehnya wajah Ahra yang terlihat kesal. Haneul berdiri dibelakang tubuh Ahra lengkap dengan cengirannya.

 

“Kau pasti menunggu lama ya?” Sesal Ahra dengan langkah cepat mengahampiri Jae In.

 

“Haneul-ah semua ini karenamu! Jika saja kau berdandan dengan cepat, Jae In tidak akan menunggu lama seperti ini.” Gerutu Ahra pada Haneul. Jae In tersenyum lebar melihat raut wajah bersalah Haneul. “Sudahlah, ayo kita pergi. Aku tidak sabar mengunjungi club.” Gurau Jae In yang langsung meninggalkan kedua insan itu. Haneul dan Ahra saling bertatapan. Bingung dengan keantusiasan Jae In. “Mungkin ini terakhir kali untuknya bisa pergi ke club.” Kekeh Haneul. Menarik tangan Ahra agar mengikuti langkahnya.

 

Sesampainya mereka di club yang berada dikawasan Seoul, Haneul keluar lebih dahulu dari mobil, disusul oleh Jae In dan Ahra. Selama perjalanan Jae In sibuk menelusuri pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Tiba-tiba matanya menatap sosok pria yang sangat ia kenal.

CHIDLOM-PLOENCHIT-NIGHTLIFE-2

Kyunhyun duduk disebuah sofa panjang berwarna coklat bersama ke tiga sahabatnya. Tapi tunggu dulu, disana ada satu perempuan yang terlihat sudah mabuk. Menurut Jae In pakaian perempuan itu terlalu terbuka. Gaun merah cerah dengan belahan dada rendah dan sedikit menutupi paha. Jae In menahan nafas melihat gadis itu duduk mendekati Kyuhyun, memainkan lengan jas pria itu. Dilihatnya Kyuhyun berusaha menjauh dari jangkau gadis itu.

 

“Jae In-ah kenapa diam saja?” Panggil Ahra sambil menoleh kebelakang. “Astaga apa perempuan itu sudah gila!” pekik Jae In kesal. Tanpa mempedulikan tatapan Haneul dan Ahra yang bingung. Jae In kembali melanjutkan langkahnya memghampiri ke empat pria itu. Bagaimana ia tidak marah jika dengan kurang ajarnya bibir wanita itu mencium leher Kyuhyun. Bodohnya lagi Kyuhyun hanya berusaha mendorong bahu gadis itu. Bukannya mendorong hingga terjatuh.

 

“Jae In.” Gumam Eunhyuk, Dave dan Donghae berbarengan. Kyuhyun yang mendengar ketiga sahabatnya memanggil Jae In langsung menoleh cepat. Matanya menatap manik mata Jae In yang memerah. Entah karena marah atau ingin menangis. “Jae In-ah.” Gumamnya.

 

“Jae In? Kau memanggil perempuan itu sekarang. Oh aku benar-benar benci mendengarnya.” Gurau perempuan itu. Barulah Jae In sadar jika perempuan itu adalah Go Ara.

 

“Apa yang kau lakukan pada calon suamiku, nona?” Gadis itu mengangkat wajahnya. Pandangannya mulai tidak fokus. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman mengejek. “Apa aku sedang bermimpi hingga bisa melihat orang yang ku benci.” Gurau Ara.

 

“Cho Kyuhyun!” Bentak Ahra setelah mengetahui keberadaan adiknya. Jadi, ini alasan Jae In menatap lurus ke sofa ini. Melihat kelakuan Kyuhyun dengan perempuan lain. Oh sekarang Ahra sedang berdoa, memohon pada tuhan agar Jae In tidak membatalkan pernikahannya.

 

“Kau pikir aku tidak membencimu. Dasar wanita jalang.” Pekil Jae In brutal. Tangannya hampir saja menyentuh rambut wanita itu jika Dave maupun Donghae tidak buru-buru menghadang tubuh Jae In. “Minggir apa yang kalian lakukan!”

 

“Jae In-ah aku bisa menjelaskan. Wanita itu sahabat Kyuhyun.” Jelas Dave. Cih sahabat? Mana ada sahabat yang duduk berdekatan dan hampir bercumbu.

 

Mata Jae In mulai tidak fokus. Rencana hari ini gagal. Moodnya untuk meminum segelas wine hilang digantikan keinginannya untuk mencakar orang. Matanya memanas melihat diamnya Kyuhyun. Jae In mengerti rasa kasihan Kyuhyun pada Ara yang mulai tertidur. Tapi apa pria itu tidak merasa kasihan melihat dirinya?

 

“Maaf aku mengganggu kalian.” Bisiknya lirih meninggalkan ke tujuh orang disana. Kyuhyun membiarkan Ara tertidur di sofa itu. Ia beranjak dari duduknya untuk mengejar Jae In.

 

Kyuhyun mendesis kesal melihat Jae In yang mulai menghentikan sebuah taxi. Sebelum Jae In memasuki taxi itu tangan Kyuhyun sudah lebih dulu mencekal tangan Jae In. “Lepas.” Gumam Jae In tanpa menoleh sedikit pun pada Kyuhyun. Matanya tidak berkedip. Takut jika sekali saja berkedip air matanya akan meluncur turun.

 

“Hei, aku tahu kau marah. Park Jae In kita bisa bicarakan ini baik-baik.”

 

“Tidak perlu.” Balas Jae In dingin.

 

“Batalkan saja pernikahan kita.” gumam Jae In lagi yang membuat cengkraman tangan Kyuhyun semakin kuat mencengkram tangannya. “Hanya karena masalah ini kau membatalkan pernikahan kita?”

 

Kyuhyun menarik tangan Jae In membuat tubuh Jae In membentur dada bidang Kyuhyun. Matanya terpaku melihat tanda kemerehan di leher Kyuhyun. Saat itu juga air matanya meluncur turun. Kyuhyun mendesis pelan melihat Jae In yang berbeda dari biasanya. Ini semua karenanya. Kyuhyun tidak pernah melihat Jae In semarah tadi dan sekarang Jae In benar-benar menangis, bukan seperti biasanya yang menangis karena hal-hal sepele.

 

“Oppa pasti lebih menyayangi Go Ara kan?” gumam Jae In lirih. “Oppa sudah lama mengenalnya, sedangkan kita baru mengenal beberapa minggu yang lalu dan besok kita menikah. Kurasa ini terlalu terburu-buru.” Ujar Jae In.

 

“Jadi kau yakin membatalkan pernikahan kita? Ya dia memang sahabatku. Aku tahu dia menyukaiku tapi aku hanya menganggapnya sebagai saudaraku sendiri tidak lebih. Tadinya hari ini aku ingin pergi minum bersama kakakmu dan kedua orang idiot itu, sialnya Ara ada disana juga. Jadi, kami tidak mungkin saling berdiam-diri padahal kami mengenal satu sama lain.”

 

“Baru kali ini aku melihat seorang Park Jae In cemburu.” Goda Kyuhyun geli. Jae In menundukkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah di kedua pipinya. Kyuhyun terkekeh pelan melihat wajah malu-malu Jae In. Kemudian Jae In mendongakkan wajahnya menatap leher Kyuhyun.

 

“Oppa bekas ciuman Ara membekas dilehermu.” Bisik Jae In sedih. Kyuhyun terkejut lalu menyentuh lehernya. “Benarkah? Astaga bisa kau hilangkan jejak wanita itu.” gurau Kyuhyun sambil memeluk tubuh Jae In. Menarik tengkuk Jae In, mencium bibir gadis itu penuh kelembutan. “Aku tidak mau. Cuci saja.”

 

Kyuhyun tertawa pelan melihat Jae In yang memandang lehernya jijik. Oke sepertinya Jae In merasa jijik karena masih ada bekas bibir Ara dilehernya. “Jadi, apa besok kita tetap menikah?”

 

“Ya.”

 

 

 

***

 

 

Wedding Day

 

Jae In menatap pantulan dirinya didepan cermin dengan gugup. Rambutnya telah disanggul sedemikian rupa indahnya dengan hiasan bunga-bunga kecil yang semakin mempercantik penampilannya. Ia meremas kedua tangannya gugup. Beberapa menit lagi acara pemberkatan akan segera dimulai dan ia belum mneggunakan sarung tangan putihnya.

 

Ceklek

 

Dave masuk keruang rias diikuti Nuri. Pria itu terlihat semakin tampan dengan tuxedo berwarna hitam dan dasi kupu-kupu berwarna merah, sedangkan wanita paruh baya itu mengenakan hanbok. Jeogori (baju) berwana putih dan chima (rok) berwarna cokelat, rambut Nuri disanggul menggunakan binyeo (tusuk konde) yang ditusuk melewati konde rambut sebagai pengencang atau pun aksesoris. Wanita paruh baya terlihat semakin anggun dengan baju khas Korea tersebut.

 

“Apa yang membuat adikku menjadi jelek seperti ini?” kekeh dave. Berjongkok dihadapan Jae In. Nuri ikut tersenyum menatap putrinya yang terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin.

 

“Dave, kenapa aku melangkahimu? Seharus kau yang menikah lebih dahulu, bukan aku.” Gumam Jae In ngeri. Dave dan Nuri saling melirik, selanjutnya mereka tertawa pelan. “Eomma, kurasa sebelumnya bocah ini tidak meminta ijinku. Kenapa dia jadi berubah pikiran?” Adu Dave pada Nuri. Jae In menggerutu kesal, memukul bahu Dave lumayan kencang.

 

Dave mengambil dua sarung tangan yang terletak diatas meja rias. Kemudian menarik sebelah tangan Jae In lalu mengenakannya, begitu pun tangan yang satunya lagi. Setelahnya Dave mengambil se-buket bunga lalu memberikannya pada Jae In. “Sebentar lagi Appa datang. Kau harus sudah siap, arra.” Gumam Dave berusaha menyembunyikan kesedihannya. Jae In terpaku pada kelakuan lembut kakaknya. Setelah ini apa ia masih bisa merasakan kasih sayang Dave.

 

“Dave, aku sangat menyayangimu.” Gumam Jae In sedih dan setetes air mata turun membasahi pipinya. Dave tersenyum lirih, lalu mengusap air mata Jae In penuh kelembutan. “Aku juga.”

 

“Kau tidak menyayangi eomma?” gumam Nuri ikut sedih. Jae In tersenyum lebar lalu merentangkan tangannya, memeluk pinggang ibu tirinya. “Haneul dan Ahra nuna menunggu didepan. Ayo kita pergi eomma.”

 

“Eoh.. Jae In-ah annyeong.”

 

Jae In menatap kepergian kakak dan ibunya. Tak lama sosok Haneul dan Ahra masuk melalui pintu bercat putih. Jae In melihat Min Woo yang berlarian dengan kaki mungilnya. Bocah itu terlihat tampan dengan tuxedo hitam ukuran kecil pas badan. Jae In hampir tertawa melihat lucunya penampilan Min Woo. Tangan mungil Min Woo membawa sebuah mawar putih yang diulurkan padanya. Jae In menundukkan wajahnya. “Eoh Min Woo memberikan nuna bunga.” Jae In menerima bunga pemberian Min Woo.

 

“Wah, Park Jae In gaunmu terlihat cantik.” Pekik Haneul. Jae In mengerucutkan bibirnya kesal. ia kira Haneul akan memujinya, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Haneul malah memuji gaunnya.

 

“Terima kasih atas pujiannya.” Ketus Jae In membuat Haneul tidak bisa menyembunyikan tawanya.

 

“Eits. Sudah sudah. Eoh Jae In-ah Semoga sukses ya. Apa kau merasa gugup?” Jae In mengangguk  lemah. “Sangat gugup.” jawab Jae In.

 

“Haha, aku tahu apa yang kau rasakan. Kalau begitu santailah sedikit.” Ucap Ahra lalu menepuk bahu Jae In pelan sebelum meninggalkan gadis itu.

 

Tak lama Daehwa datang menjemput putrinya karena acara segera dimulai. Jae In berdiri dari duduknya, membuat rok gaun pengantinnya jatuh dengan indah. Jantungan Jae In berdegup lumayan kencang. Apalagi setelah ayahnya tersenyum sambil mengulurkan tangannya. Dengan berat hati Jae In menerima uluran tangan Daehwa. “Appa aku takut.” bisik Jae In lirih. Daehwa tersenyum lembut lalu mengusap lengan Jae In pelan. “Kau tidak perlu takut sayang.”

 

Jae In mengangguk pelan, membiarkan Daehwa menuntunnya menuju altar. Jae In melihat jalanan didepannya dengan gugup. Pintu gereja belum terbuka, tapi alunan lagu pengiring telah terdengar. Beberapa detik kemudian pintu besar dihadapannya terbuka lebar. Menampilkan ratusan undangan yang datang untuk menyaksikan acara pemberkatan. Jae In bisa melihat punggung tegap Kyuhyun yang berdiri disana. “Kau tahu, Appa sangat bersyukur karena Kyuhyun lah yang menjadi suamimu.” Gumam Daehwa dengan tatapan fokus kedepan.

 

Jae In menoleh pelan, menatap ayahnya dengan pandangan berkaca-kaca. “Sangat sedih untuk berpisah dengan putriku satu-satunya ini. Walaupun aku tahu kau masih bisa menemuikan kapan pun.”

 

“Appa.” Bisik Jae In.

 

“Sudahlah, ayo lihat kedepan. Lihatlah suamimu sangat tampan dengan rambut seperti itu.”

 

Jae In menoleh kedepan. Ia membiarkan setetes air mata turun membasahi pipinya. Dilihatnya Kyuhyun sudah membalikkan badan menghadapnya. Benar kata Daehwa. Kyuhyun terlihat tampan dengan rambut yang tertata rapih, menampilkan dahinya yang indah.

 

Langkah Jae In maupun ayahnya terhenti. Kyuhyun berjalan menuruni beberapa anak tangga untuk menghampiri Jae In. Pria itu tersenyum tipis menatap Daehwa dan Jae In. “Kau harus menjaganya baik-baik.”

 

“Baiklah siabeonim.”

 

Kyuhyun menarik tangan Jae In lembut. “Kenapa menangis?” Bisik Kyuhyun. Jae In mendongak pelan. Menatap Kyuhyun sedih. “Aku ingin.” Jawab Jae In lirih. Kyuhyun tertawa pelan mendengar jawaban Jae In. Tangannya terulur untuk menghapus sisa-sisa air mata yang membasahi pipi Jae In. “Hentikan tangisanmu. Ini hari bahagia kita, seharusnya kau tersenyum.” Jae In mengangguk pelan. Kembali fokus menatap sang pendeta.

 

Acara pernikahan Kyuhyun dan Jae In berjalan lancar. Hingga siang berganti malam. Sedari tadi Jae In terlihat kelelahan. Apalagi seharian ini ia menggunakan high heels setinggi 10 senti. Kakinya terasa pegal. Tapi semua itu sepadan dengan indahnya konsep dekorasi pernikahannya.

Ribuan kristal swarovski yang dihias di langit-langit ruangan, bunga-bunga cantik nan indah menghiasi ruangan. Kyuhyun sengaja memilih ribuan bunga mawar segar berwarna lembut seperti pink, ungu, dan putih karena ia tahu Jae In menyukai warna-warna berwarna lembut. Tak hanya ribuan kristal swarovski yang menghiasi langit-langit, namun hiasan burung-burung yang terbuat dari kertas kian menyemarak dekorasi langit-langit. Pihak wedding organizer memilih sebuah hamparan panggung dengan bagian lantai bak lantai es. Hanya berhiaskan tanaman dan lampu-lampu berwarna biru maupun putih.

 

Jae In tidak tahu seberapa banyak uang yang Kyuhyun keluarkan untuk kosep pernikahan mewah seperti ini. Bukan hanya Jae In saja yang menikmati indahnya ruangan itu, tapi ribuan undangan juga menatap kagum akan konsep pernikahannya. Jae In merasa kasihan pada bunga-bunga mawar dan kristal-kristal yang tergantung dilangit-langit ruangan. Sayangnya ia hanya bisa merasakan keindahan ini dalam waktu beberapa jam saja. Oh tadinya tempat ini adalah lobi hotel berbintang 5 milik Kyuhyun yang di hias sedemikian rupa menjadi seperti ini.

 

Jae In tidak pernah tahu Kyuhyun memiliki hotel seluas ini. Berapa banyak uang yang Kyuhyun keluarkan untuk membangun hotel sebesar ini. Oke terlalu banyak yang Jae In pikirkan tentang keuangan Kyuhyun yang tiada habisnya. Lebih baik ia menikmati hidangan makanan berbagai negara yang dibuatkan khusus oleh chef terhebat yang sengaja Kyuhyun sewa diacara pernikahannya.

 

“Kau masih merasa kagum?” bisik Kyuhyun dengan suara rendah tepat ditelinganya. Jae In menatap Kyuhyun dengan mulutnya yang sibuk mengunyah lasagna, salah satu hidangan yang berasal dari italy yang dibuat dengan ricotta atau keju mozzarella, saus tomat, dan daging sapi.

 

“Ya, Kau tidak bangkrut mengeluarkan uang sebanyak ini?” cerocos Jae In. Kyuhyun tertawa pelan mendengar perkataan polos Jae In. Tangannya mengusap sisa saus disudut bibir Jae In dengan lembut lalu menjilat jarinya sendiri. “Aku masih memiliki banyak uang.” Kekeh Kyuhyun. Jae In melirik sinis. “Dasar sombong.” Ketus Jae In.

 

Tangan Jae In terulur mengambil sepiring creme brulee, makanan khas perancis. Creme brulee semacam custard, sejenis kue, terbuat dari campuran vanila, susu, dan buah-buahan  yang dimasak di dalam oven. Teksturnya yang lembut, rasanya yang manis, serta sensai segar dari buah-buahan membuat Jae In sontak memejamkan matanya, menikmati rasanya yang lezat. Sudah berapa macam makanan yang masuk ke perutnya dan Jae In belum merasa kenyang. Ini semua karena keinginannya untuk mencicipi semua makanan enak yang berada didepannya.

 

“Kau tidak ingin membaginya denganku?” gerutu Kyuhyun mulai kesal karena kesibukan Jae In terhadap makanan. Jae In mengerjapkan matanya, lalu menyuapkan sesendok creme brulee kemulut Kyuhyun. Tapi bukannya membuka mulutnya, Kyuhyun malah menatapnya tajam. “Apa?” tanya Jae In bingung. “Aku ingin kau membaginya dengan bibirmu.”

 

Jae In yang terkejut hampis saja tersedak kunyahannya. Jae In berdecak kesal lalu menyuapkan kembali makanannya. Kyuhyun menarik tengkuk Jae In. mencium bibir gadis itu yang masih sibuk mengunyah. Mereka tidak mengindahkan tatapan seluruh tamu undangan yang saling tersenyum-senyum.

 

Bibir Kyuhyun mulai membuka celah bibir Jae In. Mengambil potongan buah-buahan dari mulut gadis itu dengan lidahnya. Jae In memukul bahu Kyuhyun meminta pria itu untuk melepaskan ciumannya. Hei nafas Jae In tidak sepanjang nafas Kyuhyun. Dengan kurang ajarnya pria itu malah memeluk pinggangnya. Tangan besar Kyuhyun mengusap pinggulnya pelan membuat Jae In bergidik merinding karena sensasi aneh yang ia rasakan. Posisinya pindah ke pangkuan Kyuhyun. Sepertinya pria itu tidak sadar akan ramainya orang-orang disekitar hingga mengangkat Jae In untuk duduk dipangkuannya tanpa melepaskan ciumannya.

 

“Ehem..”

 

Kyuhyun melepaskan ciumannya dengan nafas yang memburu begitu pun dengan Jae In yang saat ini sedang menyembunyikan wajahnya dileher Kyuhyun, berusaha menahan rasa malunya. “Kusarankan untuk melanjutkannya dikamar.” Gurau Dave tak bisa menyembunyikan raut wajah gelinya.

 

“Sialan kau Dave.” Bentak Kyuhyun kesal. “Haha oke maaf. Aku ingin pulang. Oh Jae In-ah kau harus hati-hati pada Kyuhyun nanti malam.” Jae In diam menatap kakaknya dengan pandangan bertanya sedangkan Kyuhyun melotot tajam pada Dave yang mulai berjalan menjauh.

 

“Oppa aku ingin pipis.” Ujar Jae In sambil meringis. Kyuhyun melirik jam tangan audemars piguet ditangannya. Jam tangan seharga 780,600 dolar yang terbuat dari case titanium. “Oh Ayo kita langsung ke kamar. Sudah larut malam.” Ajak Kyuhyun lalu menarik tangan Jae In. Mereka berjalan meninggalkan acara. Langkah kaki Kyuhyun membawa Jae In menuju lift. Selama perjalanan Jae In diam sambil memeluk lengan Kyuhyun.

 

Kyuhyun mengetikan sebuah kode pin didekat pintu bercat cokelat. Pintu besar didepannya terbuka lebar dan Jae In langsung meluncur masuk. “Oppa dimana kamar mandinya?” teriak Jae In. “Di dapur sebelah kiri.” Teriak Kyuhyun karena Jae In langsung kabur begitu saja. Kyuhyun membuka jas hitamnya, membuka 2 kancing kemeja teratas lalu menggulung lengan kemejanya. Dia duduk disofa mahal yang terletak di tengah-tengah ruangan. Memejamkan matanya sambil merentangkan kedua tangannya pada sandaran kursi.

 

“Oppa tidak membawa Kimmie, Milo, Billy, dan lucy?” suara Jae In dari belakang membuat Kyuhyun membuka matanya perlahan. Ia menoleh kebelakang, melihat wajah segar Jae In yang sudah bersih dari riasan apa pun diwajahnya. Tangannya terulur menyuruh Jae In untuk menghampirinya. Bukankah ini malam pertamanya. Tapi Kyuhyun tahu diri, ia tidak mungkin memaksakan kehendak pada Jae In. Seharian penuh mereka berdiri menyalami para tamu yang hadir dan rasa lelah itu menghampirinya.

 

Tangan mungil Jae In menyentuh tangan Kyuhyun lalu duduk disamping suaminya. “Mereka masih berada dirumahmu. Aku akan menyuruh Jeremy untuk mengambil mereka besok.”

 

“Apa kita akan tinggal disini?”

 

“Tidak. Kita tinggal di apartement.”

 

“Oppa lelah?” tanya Jae In melihat Kyuhyun yang tetap memejamkan matanya. Pria itu hanya mengangguk lemah. Jae In terkekeh pelan melihat lemahnya Kyuhyun. Jae In menundukkan wajahnya menghampiri wajah Kyuhyun yang bersandar di sandaran kursi. lalu mulai menciumi seluruh wajah pria itu. mulai dari kening, kedua mata, hidung, dagu dan bibir. Kyuhyun yang merasa terganggu menarik tengkuk Jae In agar tetap mencium bibirnya. Jae In mulai kewalahan menghadapi ciuman Kyuhyun. Posisinya yang menunduk membuat Jae In hampir kehabisan nafas karena rambutnya yang tergerai mulai menutupi wajahnya dan wajah Kyuhyun.

 

“Oppp..aahh.” desahnya setelah sebelah tangan Kyuhyun meremas dadanya yang masih terbalut gaun berwarna biru. Kyuhyun melepaskan ciumannya lalu beranjak dari duduknya. Matanya mulai menggelap menahan gairah yang saat ini melingkupinya. Jae In diam dengan bibir yang memerah. Setelahnya Kyuhyun membawa Jae In kedalam gendongannya.

 

“Rasa lelahku hilang hanya karena ciuman, bagaimana jika kita melakukan hal-hal lain, lebih dari sekedar ciuman.”

 

 

To Be Continue

139 thoughts on “Young, Wild, & Free Part 6

  1. hola min 👋
    reader baru nuh,ijin ubek ubek ya..aku udah ff ini di wp sebelah tapi baru nyampe part 6. pas nggak sengaja search ternyata ada wp nya asli..ijin baca ya min 😉

    Like

  2. Yeyeye akhirnya menikah juga kyuhyun dan jae in. Kirain bnr” gk jd soalnya gra go ara yang bikin cmburu sma jae in.
    Kyuhyun bener” romantis sma pasangan. Keren konsep pernikahanya. Kekek. Cpt dpt momongan aja jae innya .

    Like

  3. Jae in suka banget yah sama binatang kalok binatang peliharaannya cuman kucing dan anjing it’s ok tapi ini ular apa jae in gak takut apa…..

    Akhirnya mereka nikah juga dan pestanya itu loh wow banget hehehe :d,,,,,jadi penasaran sama kisah rumah tangga mereka nih

    Like

  4. akhirnya kyu nikah juga…
    gak kebayang sama kehidupan pernikahannya, umur mereka beda jauh, tapi kyu bisa banget ikutin sikapnya jae in…..

    Like

  5. Akhirnya nikah jga mereka berdua heheeh, itu aku heran sma jae in hobi nya loh aneh” wkwkwk ular apa kira” yg dipelihara jae in. Untng aj kyu sbar ngadpin kemanjaan keanehan Dan keVolosan nya Jae in hahahhah

    Like

  6. Ughhh ternyata jung ill woo seremmm,,, dy mafia vrohhh..
    Jangan” anaknya itu si sungjae lgii?? Soal’a lemunculan’a dy misterius bnget sihh..

    Ckck jaein jdi bener” mesum😒😒

    Like

  7. Semoga il woo cepet ketangkep… Ahh masih tegang kalo mereka akan jadi korban il woo..

    Akhirnya mereka menikah, walaupun sehari sebalumnya mereka sedikit bertengkar…

    Like

  8. Tegang baca ff nya, kiraim acara pernikahannya ada gangguan dr jung III woo ternyata tidak, lega rasanya akhirnya si kyu sama si jae melapas masa lajangnya 😀😀

    Like

  9. Mereka nikah juga akhirnya….. Happy wedding Kyu-Jae 😉
    Go Ara kok nyebelin sih main nyosor-nyosor aja. Kesel juga sama Kyu yg diem aja wkt di club itu
    Kyuhyun blm apa-apa udah kepancing duluan sama Jae In XD

    Like

  10. akhir y mereka resmi jd suami istri n Jae in bisa sepuas y minta ma kyuhyun hahahhaha….
    sblm nikah si Jae in y yg getol bgt minta berhubungan krn biasa y kyuhyun yg minta terus hahahhaha
    sekara g dah sah kyuhyun bisa tancap tanpa nahan……

    Like

  11. rada risih sama peliharaan jae in. oh iya gimana dengan go ara dan laki2 yg deketin jae in di kampus? masalah dengan jung il wo udah selesai?

    Like

  12. Yaampun, kyuhyun beneran beliin ular buat jaein ㅋㅋㅋㅋ

    Degdegan karna takut mereka batal nikah,tapi akhirnyaa jadi jugaa hehee… Semogaa aja gaada gangguan ya rumah tangganya😁 dan semoga mereka cepet” diberikan baby😁😂😂

    Like

Leave a comment